Marhaenist.id – Ketika Trump kembali masuk ke panggung kekuasaan, narasi “America First” kemungkinan besar akan diperkuat, tetapi dengan strategi yang lebih tajam dan pragmatis. Salah satu dampaknya adalah semakin renggangnya hubungan antara Amerika Serikat dan sekutu tradisionalnya di Barat, termasuk Jerman. Trump, seperti yang telah terbukti sebelumnya, tidak segan-segan “mencueki” Barat jika itu tidak sesuai dengan visi ekonomis dan geopolitiknya.
Barat Terkejut, Jerman Terdesak
Kondisi ini akan membuat negara-negara Barat, terutama Jerman, dalam posisi seperti “anak kecil yang ditinggal pergi orang tua.” Ketergantungan lama pada perlindungan Amerika Serikat sejak era Perang Dingin bisa menjadi mimpi buruk baru ketika Trump menarik diri dari peran sebagai pelindung. Barat, khususnya Jerman, bisa saja “mengais-ngais” untuk mengembalikan hubungan lama dengan Amerika Serikat, tetapi Trump mungkin tidak mudah digoyahkan dari visinya untuk fokus ke dalam negeri.
Strategi Pecah Belah: Jerman Jadi Target Utama
Mengapa Jerman? Sebagai salah satu negara dengan ekonomi terkuat di Eropa dan pilar utama Uni Eropa, Jerman adalah target strategis. Trump atau figur seperti Elon Musk bisa memanfaatkan polarisasi politik di Jerman untuk memperkuat pengaruh Amerika.
Strategi pecah-belah dapat dilakukan dengan cara:
1. Mendukung kelompok kanan populis seperti AfD (Alternative für Deutschland), yang telah lama menentang kebijakan-kebijakan pemerintah kiri tengah yang dominan di Jerman.
2. Menggerus dominasi partai-partai kiri (seperti SPD dan Die Grünen) dengan memperkuat narasi anti-globalisasi dan pro-nasionalisme.

German First: Duplikasi Strategi
Skenario “German First” adalah bayangan dari “America First” Trump. Narasi ini akan menarik bagi kelompok kanan di Jerman, yang sudah lama merasa teralienasi dari kebijakan pemerintah yang dianggap terlalu terbuka terhadap migrasi dan terlalu bergantung pada Uni Eropa. Mengingat bahwa banyak miliarder Jerman cenderung memiliki afiliasi kanan, mereka bisa menjadi kekuatan pendukung bagi gerakan ini. Dengan sumber daya yang besar, mereka mampu menciptakan ekosistem politik yang menggoyang status quo.
Kesimpulan: Apa Artinya Bagi Eropa?
Jika strategi ini berhasil, implikasinya besar bagi Eropa. Uni Eropa yang selama ini bergantung pada kekuatan Jerman bisa menghadapi tantangan baru dengan bangkitnya nasionalisme di negara-negara anggotanya. Trump dan figur seperti Elon Musk akan memperkuat posisi Amerika sebagai aktor global yang lebih independen dan cenderung selektif dalam hubungan internasional.
Eropa perlu bersiap untuk masa depan di mana Amerika tidak lagi menjadi “orang tua pelindung,” tetapi lebih seperti “pengamat jauh” yang hanya bertindak jika ada kepentingan langsung. Untuk Jerman, tantangan ini adalah ujian besar: akankah mereka mampu menjaga stabilitas politik dan ekonominya di tengah tekanan dari luar dan dalam?
Penulis : Dr. med. vet. Rudi Samapati, Alumni GMNI, FKH UGM. Penulis tinggal di Berlin, Jerman.