Marhaenist.id, Manggarai Timur – Sebuah peristiwa sejarah bagi seorang anak muda sederhana penjaga kantor partai yang kerjanya tidak lebih dari sapu lantai setiap pagi, lap-lap kaca, putar kopi, dan tukang ketik.
Peristiwa sejarah ini sebuah gambaran bahwa sedik dari banyak orang muda yang bisa menang dengan perolehan suara yang sangat membanggakan dalam kontestasi politik Pileg Kabupaten Manggarai Timur tahun 2024 dengan perjalanan proses diatas
Siapakah orang Muda itu? Dia adalah Paulus Yohanes Yorit Poni, anak muda yang tidak sekedar muda itu telah mencapai puncak perjuangan dengan hasil yang sangat memuaskan
Dengan modalitas pengalaman menjadi penjaga kantor partai sebagai rumah ideologis, rumah untuk belajar, sebagai rumah bersama, dan rumah rakyat, disitu ia alami bagaimana sesungguhnya kehidupan rakyat kecil itu, itulah sebabnya mengapa beliau sampai saat ini masih di PDI Perjuangan dan akan selalu tetap sampai kapanpun, dan hanya PDI Perjuangan yang akan beliau ingin gabung dalam partai politik, selebihnya menjadi rakyat biasa.
10 tahun berpartai sebagai orang muda bukan pilihan yang gampang, apalagi bertahan di partai sebesar PDI Perjuangan dengan kompleksitas dinamikannya tidak kecil. Namun ia mampu bertahan, kalau ia tidak matang mana mungkin bertahan dalam gelompang dinanamika kepartaian yang tidak kecil. Jika diibaratkan lautan, PDI Perjuangan adalah samudra luas, bukan kolam renang, hanya pelaut ulung yang mampu arungi samudera.
Dengan melewati proses yang panjang, serta komitmen dan konsistensi perjuangan rakyat dan dengan mengandalkan kekuatan rakyat akhirnya rakyat dapil Manggarai Timur IV berbondong-bondong, ramai-ramai, gotong royong ke TPS untuk mendeklarasikan ia sebagai pemenang pada tanggal 14 Februari 2024 kemarin sebagai Anggota DPRD Kabupaten Matim dari partai PDI Perjuangan.
Tentunya tidak semudah menggapai kemenangan itu, ia mengalami dinamika politik yg luar biasa, beliau menghadapi benturan politik yang luar basa dilapang, bakan isu yang menggempa dimana-mana, mulai dari Yorit (sapaan akrabnya) orang miskin, Yorit tidak punya apa-apa, bahkan mempermandikan ulang Yorit dengan alamat yang tidak jelas bahwa Yorit bukan orang Elar, Yorit bukan orang Elar Selatan dan banyak hal yang ia dialami dilapangan selama masa berlomba merebut hati rakyat di Dapil IV, yang sebenarnya bukan kampanye politik yang menyehatkan lagi namun menyesatkan pikiran rakyat.
Namun dengan kegigihan, spirit, dan semangat, ternyata orang miskin itu, orang tidak jelas alamat itu, dapat meraih kemenangan yang luar biasa.
Dari situ ia belajar bahwa menjadi sukses, termasuk mejadi penyambung lidah rakyat bukan hanya anak pejabat, bukan hanya anak orang kaya, dan bukan hanya orang yang bayak uang namun anak orang miskin terlahir di kampung dapat juga menjadi pemimpin.
Modalnya adalah buat baik, semangat, terlibat dengan sesama, dan sedikit-sedikit saling subsidi pikiran antar sesama, beliau mengajarkan generasi untuk tetap belajar dan berproses dengan baik, jangan kemudian generasi memulai karir politik dengan kepribadian yang pragmatisme, kepribadian yang dimanjakan oleh uang, kepribadian yang menggunakan modalitas uang untuk berpolitik.
Pada akhirnya terimakasi banyak kepada kita semua atas nama rakyat dapil IV yang telah memberikan hijon politik kepadanya menjadi “letang temba laro jaong” perwakilan rakyat daerah Kabupaten Manggarai Timur
Kami selalu dibelakanmu, menemanimu, dan bersamamu pada jalan politik ini. Selamat dan Profisiat Bapa Paulus Yohanes Yorit Poni S.Sos. Tuanmu adalah Rakyat jabatan hanyalah Mandat (Ganjar Pranowo).
Penulis: Jefri Nyoman.