By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Pernyataan Sikap SP-NTT: Polemik Geothermal Flores-Lembata dan Polemik Investasi di Pulau Padar Taman Nasional Komodo
Semangat Muda Kaum Nasionalis: Deklarasi GSNI Pacitan
Aksi Mahasiswa: Bubarkan DPR ?
Mas Bambang Patjul Dibutuhkan Fokus Skala Nasional
‎Dugaan 22 Anak SD Keracunan Makanan dari Program MBG, Ketua GMNI Inhil: Kurangnya Kontrol Pihak Terkait

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Opini

Merantau Keluar Negeri, Antara Peluang Emas dan Dilema Bangsa

Indo Marhaenist
Indo Marhaenist Diterbitkan : Senin, 19 Mei 2025 | 01:01 WIB
Bagikan
Waktu Baca 4 Menit
Ramai tagar #KaburAjaDulu sebagai bentuk kekecewaan publik terhadap kinerja pemerintah. DOK/IST/JP.
Bagikan
iRadio

Marhaenist.id – Kondisi ekonomi Indonesia butuh waktu untuk kembali membaik. Tiap saat kita mendengar keluhan sulitnya mencari penghidupan. Mereka yang bekerja pun selalu dibayangi kekhawatiran kemungkinan kehilangan penghidupan setiap saat.

Tak heran di dunia maya orang muda mengungkapkannya lewat tagar #KaburAjaDulu.

Kendati sudah mulai surut tapi kita tetap yakin banyak orang terpengaruh, buktinya makin banyak sebaran konten medsos yg mengajak WNI cari kerja di negara-negara lain di seluruh dunia.

“Kita mesti bersikap kritis penting agar tidak nekad berangkat lalu kena masalah dan atau kecewa sampai tujuan”.

Meninggalkan tanah air untuk bekerja dan tinggal diluar negeri kini menjadi pilihan yang makin populer di kalangan anak muda Indonesia. Di mata sebagian, langkah ini dipandang sebagai keputusan oportunistik. Namun sesungguhnya, bagi banyak orang, ini adalah pilihan rasional demi masa depan yang lebih baik, bukan karena kurangnya nasionalisme.

Foto: Dr. med. vet. Rudi Samapati, Alumni GMNI, FKH UGM/MARHAENIST.

Merantau adalah peluang emas bagi siapa pun yang ingin memperbaiki taraf hidup dan mengembangkan kapasitas diri. Negara-negara maju menawarkan kompensasi yang jauh lebih tinggi di sektor-sektor strategis seperti teknologi, kesehatan, dan teknik. Tak hanya itu, sistem kerja yang profesional, transparan, dan meritokratis menjadi magnet kuat bagi para pekerja terdidik dari negara berkembang.

Bekerja di luar negeri menumbuhkan etos kerja, disiplin, dan tanggung jawab. Perantau belajar hidup mandiri, menghadapi tekanan, dan beradaptasi dengan budaya baru. Mereka juga mendapat akses ke teknologi mutakhir dan jaringan profesional global, yang memperluas wawasan serta memperkaya keterampilan. Singkatnya, merantau sering kali menjadi “sekolah kehidupan” yang tak tersedia di dalam negeri.

Namun, di balik cerita-cerita sukses itu, tidak sedikit yang pulang dalam keadaan hancur. Ekspektasi yang terlalu tinggi tanpa persiapan matang, kendala bahasa dan budaya, biaya hidup yang tinggi, tekanan mental, hingga eksploitasi di tempat kerja menjadi sisi gelap dari pengalaman merantau. Ada yang kehilangan tabungan, bahkan kesehatan mental. Realita ini kerap tersembunyi di balik narasi glamor para perantau yang berhasil.

Baca Juga:   Urgensi Kawal Pususan MK Nomor 60/PUU-XXII/2024 dan Nomor 70/PUU-XXII/2024 dalam Penyelenggaraan Pilkada 2024

Yang lebih mencemaskan adalah dampaknya bagi bangsa. Ketika generasi terbaik Indonesia memilih tinggal dan berkarya secara permanen di luar negeri, negara kehilangan aset paling berharga, manusia unggul. Ini adalah wajah nyata dari brain drain. Akibatnya, sektor-sektor penting seperti pendidikan, kesehatan, teknologi, dan riset kekurangan tenaga ahli. Proses inovasi tersendat. Ketimpangan antara pusat dan daerah makin lebar. Daya saing nasional melemah di tengah persaingan global yang semakin ketat.

Sayangnya, Indonesia belum mampu membendung gelombang ini. Upah yang tak kompetitif, birokrasi lambat, minimnya dukungan pada riset, serta lemahnya sistem meritokrasi membuat banyak profesional muda merasa tak dihargai di negeri sendiri. Mereka pergi bukan karena benci, tapi karena tak menemukan ruang untuk berkembang.

Tentu kita tak bisa dan tak boleh menghalangi orang merantau. Itu adalah hak individu. Tapi yang penting adalah menciptakan ekosistem yang membuat mereka ingin kembali. Negara harus membuka ruang partisipasi nyata, menciptakan iklim kerja yang adil dan kompetitif, serta memberi ruang bagi reverse brain drain. Mereka yang telah belajar dan bekerja di luar negeri semestinya bisa pulang membawa pulang ilmu, jaringan, dan pengalaman untuk membangun negeri.

Karena sejatinya, nasionalisme bukan soal tinggal di tanah air sepanjang hidup, tetapi soal keberanian untuk kembali, dan memberi.


Penulis : Dr. med. vet. Rudi Samapati, Alumni GMNI, FKH UGM. Penulis tinggal di Berlin, Jerman.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Foto: Desain Grafis oleh SP-NTT/MARHAENIST
Pernyataan Sikap SP-NTT: Polemik Geothermal Flores-Lembata dan Polemik Investasi di Pulau Padar Taman Nasional Komodo
Senin, 25 Agustus 2025 | 17:44 WIB
Semangat Muda Kaum Nasionalis: Deklarasi GSNI Pacitan
Senin, 25 Agustus 2025 | 13:34 WIB
Aksi Mahasiswa: Bubarkan DPR ?
Senin, 25 Agustus 2025 | 13:28 WIB
Mas Bambang Patjul Dibutuhkan Fokus Skala Nasional
Minggu, 24 Agustus 2025 | 21:13 WIB
‎Dugaan 22 Anak SD Keracunan Makanan dari Program MBG, Ketua GMNI Inhil: Kurangnya Kontrol Pihak Terkait
Sabtu, 23 Agustus 2025 | 19:24 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Peringati HUT Kemerdekaan RI, DPC GMNI Touna dan DPK GMN Bung Tomo Manajenen Gelar Nobar Sekaligus Bedah Film bersama Masyarakat
Kabar GMNI
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Infokini

Kecubung Tak Lagi Digunakan Sebagai Obat Tradisional, Ini Alasannya

Marhaenist - Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI) menyatakan bahwa…

Kabar PA GMNI

Hary Priyanto Terpilih Jadi Ketua PA GMNI Banyuwangi Periode 2022-2026

Marhaenist - Hary Priyanto terpilih sebagai Ketua Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional…

Sukarnoisme

Mengenal Kehidupan Pribadi Ir. Soekarno

Marhaenist.id - Ir. Soekarno atau akrab dipanggil Bung Karno lahir pada 6…

Marhaenisme

Sukarno, Marhaenisme dan Proletariat

MARHAENIST - Di dalam konferensi di kota Mataram baru-baru ini, Partindo telah…

Insight

Cara Melakuan Registrasi Data Alumni GMNI di Website Resmi PA GMNI

Marhaenist.id – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) adalah salah satu organisasi mahasiswa…

Kabar GMNI

Dana Bawaslu tak Terbayar, GMNI Sulbar Nilai Pj Bupati Mamasa dan Pj Gubernur Sulbar tak Serius Laksanakan Perintah Mendagri

Marhaenist.id, Mamasa - Polemik Dana Pilkada Bawaslu Mamasa tidak terbayarkan, Gerakan Mahasiswa…

Polithinking

Merapat Ke PDIP, Perindo Usulkan Arya Ariyanto Sebagai Balon Wakil Walikota Yogyakarta

Marhaenist - Menjelang Pilkada 2024, Partai Perindo Kota Yogyakarta aktif memantau dinamika…

Opini

Save Raja Ampat? Gugat Kolonialisme Ekologis, Kembalikan Kedaulatan ke Tanah Papua!

Marhaenist.id - Di ujung timur Indonesia, tersembunyi sebuah mahakarya alam yang kerap…

Insight

Sosok Perempuan Inspiratif Susi Pudjiastuti

Marhaenist.id – Susi Pudjiastuti lahir pada 15 Januari 1965 di Pangandaran, Jawa…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?