By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Tambang Rampok Hak Rakyat, Ketua PA GMNI Kaltim Desak Presiden Prabowo Hentikan Operasi 13 Perusahaan Raksasa
Gelar Konfercab Persatuan, Rifki Pratama dan Andi Supriyanto Resmi Pimpin GMNI Bima
Refleksi Hari Jadi Kabupaten Rohul Ke-26 Tahun, GMNI: Momentum Evaluasi Pembangunan dan Penguatan Nasionalisme Kerakyatan
Heri Purnomo Kembali Terpilih Secara Aklamasi sebagai Ketua PA GMNI Kota Bekasi
Erick Thohir dan Serangkaian Keputusan Aneh

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Opini

Lucunya Negeri Ini Bersama Jokowi Diakhir Masa Jabatannya

La Ode Mustawwadhaar
La Ode Mustawwadhaar Diterbitkan : Senin, 29 Januari 2024 | 15:55 WIB
Bagikan
Waktu Baca 3 Menit
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan terkejut dan sedih atas peristiwa penembakan yang menimpa mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. REUTERS
Bagikan
iRadio

Marhaenist.id – Kalau dulu ada lagu yang diciptakan untuk Gayus Tambunan dengan penggalan liriknya berbunyi “lucunya di negeri ini, hukuman bisa dibeli”, sekarang ada juga lagu yang dibuat untuk menggambarkan sikon terkini. Bunyi potongan liriknya “salam tiga jari, jangan pilih anak Jokowi”.

Penggalan lagu itu diadaptasi dari bunyi lirik sebelumnya, yakni “salam dua jari, ayo kita pilih Jokowi”. Tapi sang presiden yang dipuja merakyat telah berubah karena berambisi untuk terus mendapat bagian dari kekuasaan, maka tindakan menyimpangnya harus dihindari lewat perubahan lirik lagu tadi.

Ya Jokowi berubah demi mendukung sang anak menggantikannya di istana negara. Tapi jalannya harus dipaksakam dengan maju lewat jalur pelanggaran etik, hingga merembet ke pemanfaatan jabatan tertinggi negeri ini yang diembannya. Mungkin dengan bansos, sampai terang-terangan meninggalkan netralitas yang selama ini ia koarkan.

Melihat kabar duka matinya netralitas, seperti pemprov yang memperbolehkan ASN kampanye sampai deklarasi dukungan yang tidak dinyatakan melanggar aturan oleh Bawaslu, saya turut mengkroschecknya secara langsung.

Ajakan untuk kampanye saya lontarkan kepada saudara yang sudah bertahun-tahun menjadi seorang ASN.

“Pak Jokowi sudah memperbolehkan aparat untuk kampanye. Yuk kampanye bareng aja”, ajakku dengan nada bercanda.

Tahu apa jawabannya?

“Sorry ye, sorry, gue ga ikut-ikutan presiden!”, tandasnya tanpa ragu.

Aku hanya tertawa karena berhasil menggoda sekaligus mengujinya. Syukurlah masih ada ASN yang waras di sekitar saya, tidak semua terkontaminasi virus ambisi Pak Jokowi. Saya yakin sekaligus berharap juga, semoga di luar sana masih banyak ASN yang mempertahankan netralitasnya. Dengan begitu harapan saya juga berkembang, agar mereka dapat memilih pemimpin yan tepat. Tentunya bukan 02 yang penuh konflik sedari awal. Karena fakta yang sudah nampak itu, ASN yang masih sehat, baik akal dan hati nuraninya harus menentukan pilihannya pada paslon yang jelas dipercaya.

Baca Juga:   Paradoks Demokrasi Hilangnya Makna Mensen (Rakyat) Dalam Demokrasi Indonesia

Entah itu dalam perjalanan karirnya yang lurus, tidak menyimpang dan rekam jejaknya yang teruji klinis selama menjalankan amanah. Dengan begitu tidak akan ada lagi yang mengganggu pikiran kita dan mempertanyakan “presiden macam apa dia, kok melonggarkan para pejabat dan jabatannya sendiri yang menjadi orang nomor satu di negara ini, demi memenangkan anaknya sendiri dengan cara haram?”

Dari satu potret ini saja, publik bisa menilai bahwa salah satu sebab tindakan Jokowi berubah karena si pelantun “sorry ye”, “Ndasmu” dan keyword kasar lainnya yang dulu dia hindari. Kenapa bisa begitu? Karena ada kepentingan yang dia bawa, makanya dia rela bergabung demi kekuasaan yang sedang diincar. Sampai ada kejadian penabrakan konstitusi dan anaknya yang ditumbalkan menjadi anak haram konstitusi. Cukup Gibran yang kamu paksa menjadi calon pemimpin pak, jangan paksa kami untuk memilih paslon cacat hukum itu!***


Penulis: Nikmatul Sugiyarto, Pemerhati Demokrasi.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Tambang Rampok Hak Rakyat, Ketua PA GMNI Kaltim Desak Presiden Prabowo Hentikan Operasi 13 Perusahaan Raksasa
Senin, 13 Oktober 2025 | 11:36 WIB
Gelar Konfercab Persatuan, Rifki Pratama dan Andi Supriyanto Resmi Pimpin GMNI Bima
Senin, 13 Oktober 2025 | 00:21 WIB
Refleksi Hari Jadi Kabupaten Rohul Ke-26 Tahun, GMNI: Momentum Evaluasi Pembangunan dan Penguatan Nasionalisme Kerakyatan
Minggu, 12 Oktober 2025 | 16:32 WIB
Heri Purnomo Kembali Terpilih Secara Aklamasi sebagai Ketua PA GMNI Kota Bekasi
Sabtu, 11 Oktober 2025 | 22:25 WIB
Erick Thohir dan Serangkaian Keputusan Aneh
Sabtu, 11 Oktober 2025 | 21:48 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Pertumbuhan Ekonomi Yang Menyisakan Luka Sosial dan Ekologis
Opini
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Kabar GMNI

Sukses Gelar Konfercab, Erik R Sibu – Fridodis Korois Resmi Terpilih sebagai Pimpinan GMNI Halut Periode 2025-2027

Maharenist.id, Halut - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Halmahera Utara (Halut) sukses…

Marhaenis

Cegah Provokasi dan Anarkisme, GSNI Surabaya Tegaskan Komitmen Gerakan Damai

Marhaenist.id, Surabaya - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) Kota…

Polithinking

Reshuffle Kabinet, Ugal-Ugalan Diakhir Masa Jabatan

MARHAENIST - Belum hilang hiruk-pikuk seputar pengunduran diri secara mendadak dari Ketua…

Infokini

Food Estate Gagal, Warga Kalteng: Warga Sering Kebanjiran

Marhaenist.id, Palangkaraya - Kegagalan program food estate di beberapa daerah Kalimantan Tengah…

Ilustrasi ojek online Gojek. SHUTTERSTOCK/Sukarman
Opini

Marhaen dan Gig Economy

MARHAENIST - Konsep “Marhaen” yang dicetuskan oleh Bung Karno seringkali mengalami penyempitan…

Kabar GMNI

Apresiasi Langkah Kejari, Ketua GMNI Inhil: Bongkar Tuntas Jaringan Korupsi di Indragiri Hilir

Marhaenist.id, Indragiri Hilir - Kejaksaan Negeri (Kejari) Indragiri Hilir (Inhil) membuat press…

Polithinking

Hadiri Milad ke-28 Majelis Nurul Musthofa, Ganjar Didoakan Cita-Citanya Terkabul

Marhaenist.id, Jakarta - Ganjar Pranowo hadiri milad ke-28 Majelis Nurul Musthofa di…

Opini

Refleksi 80 Tahun Indonesia Merdeka

Marhaenist.id - Indonesia bagiku bukan sekadar tanah kelahiran. Indonesia adalah anugerah tuhan…

Marhaenisme

Jadilah Marhaenis Sejati Dengan Referensi Yang Kuat, Donwlod Ebook Disini Untuk Menguatkan Itu

Marhaenis.id - Tren mengulas sesuatu tanpa referensi semakin populer disemua kalangan belakangan…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?