By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Pernyataan Sikap SP-NTT: Polemik Geothermal Flores-Lembata dan Polemik Investasi di Pulau Padar Taman Nasional Komodo
Semangat Muda Kaum Nasionalis: Deklarasi GSNI Pacitan
Aksi Mahasiswa: Bubarkan DPR ?
Mas Bambang Patjul Dibutuhkan Fokus Skala Nasional
‎Dugaan 22 Anak SD Keracunan Makanan dari Program MBG, Ketua GMNI Inhil: Kurangnya Kontrol Pihak Terkait

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Internasionale

Jejak Langkah Permainan Vladimir Putin di Ukraina

Indo Marhaenist
Indo Marhaenist Diterbitkan : Selasa, 11 Oktober 2022 | 18:06 WIB
Bagikan
Waktu Baca 8 Menit
Presiden Rusia Vladimir Putin. AFP/Jewel Samad
Presiden Rusia Vladimir Putin. AFP/Jewel Samad
Bagikan
iRadio

Marhaenist – Pertanyaan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tengah memasuki babak akhir dari era kekuasaannya sudah mengemuka sejak hari pertama Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.

Pertanyaan itu muncul lagi setelah Ukraina merebut kembali hampir 20 persen wilayahnya yang diduduki Rusia, termasuk Donbas di Timur dan Kherson di Selatan.

Bahkan tak lama setelah Putin menyatukan empat wilayah Ukraina ke dalam wilayah Rusia melalui referendum kontroversial bulan lalu, pasukan Ukraina merebut kembali sejumlah tempat strategis.

Keempat wilayah yang menggelar referendum itu yakni Luhansk dan Donetsk di Ukraina Timur, serta Kherson dan Zaporizhzhia di Ukraina Selatan.

Di empat wilayah ini elemen-elemen gerilya Ukraina meneror sejumlah pihak yang dianggap kolaborator Rusia dan membantu pasukan Ukraina dalam mengidentifikasi posisi-posisi militer Rusia di belakang garis tempur.

Sehari setelah Putin menyampaikan pidato aneksasi empat wilayah Ukraina pada 30 September, militer Ukraina merebut lagi kota Lyman di Donetsk yang menjadi jalur logistik perang yang sangat penting. Beberapa hari kemudian sejumlah sudut Kherson juga jatuh ke tangan Ukraina.

Perkembangan ini membuat sejumlah kalangan di Rusia marah kepada militernya.

Tokoh-tokoh yang menjadi tangan kanan Putin seperti Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov, pendiri tentara bayaran Wagner Group Yevgeny Prigozhin, pemimpin media corong pemerintah Margarita Simonyan, dan anggota parlemen Andrei Kartapolov kini secara terbuka berani mengkritik militer Rusia.

Kartapolov meminta jenderal-jenderal Rusia tak berbohong mengenai situasi di medan perang, sedangkan Kadyrov, Prigozhin, dan Simonyan menyebut jenderal-jenderal Rusia tak becus memimpin pasukan.

Puncak kemarahan terjadi manakala Jembatan Kerch yang menghubungkan antara Rusia Selatan dengan Krimea disabotase sampai rusak parah sehari setelah Putin berulang tahun pada 7 Oktober.

Jembatan itu adalah simbol aneksasi Krimea ke dalam wilayah Rusia dan aset strategis militer Rusia karena menjadi jalur logistik perang yang sangat penting di mana ribuan ton alat perang dari distrik militer Rusia melintasi jembatan ini menuju Krimea dan kemudian Kherson.

Baca Juga:   IMF dan Bank Dunia Dituntut Tangani Perubahan Iklim

Menyusul serangan ke jembatan yang diresmikan oleh Putin pada 15 Mei 2018 itu, kepala dewan keamanan Ukraina, Oleksiy Danilov, memposting jembatan itu disertai video Marilyn Monroe menyanyikan “Happy Birthday, Mr President”.

Sebaliknya di Rusia, tokoh-tokoh garis keras menyeru Putin agar membalas serangan ke Jembatan Kerch dengan membom bangunan-bangunan penting di Ukraina dan pusat-pusat komando, apalagi sekutu Putin yang juga mantan presiden Rusia, Dmitry Medvedev, pernah menyatakan jika Krimea diserang maka Ukraina harus dihancurleburkan.

Putin mau tak mau menuruti kritik orang-orang kepercayaannya itu. Dan langkah pertama yang dia lakukan adalah menunjuk Jenderal Sergei Surovikin untuk memimpin keseluruhan “operasi khusus” di Ukraina.

Pergerakan Yang Otonom

Sejak awal invasi, pasukan Rusia tak pernah terkoordinasi dalam satu komando mengingat lima divisi yang terlibat dalam perang Ukraina semuanya bergerak otonom.

Kini keadaan itu berubah setelah Surovikin yang terkenal brutal ditunjuk sebagai panglima yang membuat semua operasi militer berada dalam satu komando.

Sekarang, di bawah Surovikin, pasukan Rusia di Ukraina satu komando dengan merancang dan mengarahkan operasi militer secara terpusat.

“Namun ini juga sinyal bahwa mulai saat ini operasi akan dipusatkan ke satu wilayah tertentu. Mungkin Luhansk, mungkin Donetsk, mungkin Selatan. Yang pasti kita sekarang melihat menyusutnya operasi Rusia,” kata Alexandre Vautravers dari Swiss Military Review dilansir dari Aljazeera.

Tak lama setelah Putin menunjuk Surovikin, sejumlah kota di Ukraina termasuk ibu kota Kiev dihujani rudal Rusia.

Putin menyatakan serangan rudal ini balasan untuk serangan di Jembatan Kerch.

Putin agaknya berusaha membunuh hasrat berperang Ukraina, tetapi sejarah mencatat strategi bombardemen membabi buta seperti itu tak pernah bisa memadamkan api perlawanan.

Baca Juga:   Prancis Hadapi Ketidak Jelasan Masa Depan, Usai Koalisi Kiri Menang

Pasukan Ukraina sendiri bergeming. Mereka fokus mengusir Rusia dari semua wilayah Ukraina.

“Semua yang ilegal harus dihancurkan, semua yang dicuri harus dikembalikan kepada Ukraina, semua pendudukan Rusia harus diusir,” kata Penasihat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak.

Serangan rudal Rusia itu juga mengisyaratkan semakin sedikitnya opsi serang Rusia yang diyakini telah kehilangan banyak sumber daya perang, baik personel maupun alat perang.

Namun yang menarik dari semua itu adalah perdebatan di lingkaran dalam kekuasaan Putin yang akhirnya tersingkap ke publik.

Sebelum ini, perbedaan internal dalam rezim Putin ditutup rapat-rapat sehingga menyembunyikan adanya faksi-faksi dalam lingkaran kekuasaannya.

Kini, lingkaran terdalam Putin yang didominasi tokoh-tokoh berlatar intelijen dan militer yang biasa disebut Siloviki pimpinan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Panglima Angkatan Bersenjata Rusia Jenderal Valery Gerasimov, terlihat tak lagi sekuat dulu.

Mereka terus dikritik orang-orang dekat Putin lainnya yang non Siloviki dan bukan bagian sistem kekuasaan formal Rusia.

Entah ini baik atau tidak untuk strategi perang Rusia di Ukraina yang membutuhkan kesatuan sikap, internal kekuasaan Putin yang tak lagi padu bisa mempengaruhi keputusan di medan perang karena elite pengambilan keputusan perang sudah terpecah.

Kekalahan demi kekalahan telah membuat mereka tak lagi bisa lagi menyembunyikan persaingan di dalam lingkaran kekuasaan Putin.

Sekutu Jaga Jarak

Kekalahan juga membuat beberapa sekutu penting Rusia seperti China dan India menjaga jarak, yang belakangan meminta Rusia segera mengakhiri perang karena mungkin secara tidak langsung telah menggerogoti perekonomian mereka.

Pun demikian dengan tetangga-tetangga Rusia di Asia Tengah dan Kaukasia yang pernah menjadi satelit Uni Soviet, termasuk Uzbekistan, Azerbaijan dan Kazakshtan.

Kazakhstan yang memiliki perbatasan darat yang panjang dengan Rusia dan memiliki penduduk etnis Rusia dalam jumlah besar, menegaskan tak akan mengakui pemisahan diri wilayah-wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.

Baca Juga:   Donald Trump Ditembak Saat Sedang Berpidato di Pennsylvania

Kazakhstan merasa skenario Ukraina bisa terjadi pada mereka, mengingat negeri ini juga berbatasan langsung dengan Rusia dan memiliki daerah-daerah berpenduduk mayoritas etnis Rusia seperti terjadi pada Ukraina.

Sementara itu, kemunduran dalam medan perang menjadi kabar buruk bagi rakyat Rusia, apalagi Putin sudah memobilisasi massa yang ditentang sebagian rakyatnya sampai ratusan ribu orang lari ke luar negeri demi menghindari wajib militer.

Situasi dapat menjadi lebih buruk lagi jika mobilisasi massa malah membuat korban perang semakin besar, apalagi jika Rusia terburu-buru menggelarkan pasukan cadangan hasil mobilisasi ini.

Mobilisasi sekiranya dapat membalikkan pendulum perang di Ukraina sehingga menyelamatkan pamor Putin, tapi juga bisa membuat bumi Rusia makin sering dikirimi peti jenazah serdadu mereka dari medan perang Ukraina.

Jika yang terakhir ini yang terjadi, maka Putin bisa mengulangi nasib Uni Soviet saat menduduki Afghanistan pada 1979-1989.

Menjelang akhir pendudukan Soviet di Afghanistan terjadi gelombang protes dari para ibu prajurit-prajurit Soviet yang diterjunkan ke Afghanistan. Ini mirip dengan rangkaian protes yang menentang mobilisasi parsial saat ini.

Keadaan seperti itu, ditambah kemunduran di medan perang, lingkaran dalam yang sudah tak akur, dan sikap sekutu-sekutu penting Rusia yang mulai menjaga jarak, bisa membuat peruntungan perang menjadi kian tidak berpihak kepada Rusia yang akhirnya bisa mempersulit posisi Putin sampai ada yang beranggapan presiden Rusia ini tengah mengawali akhir dari era kekuasaannya.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Foto: Desain Grafis oleh SP-NTT/MARHAENIST
Pernyataan Sikap SP-NTT: Polemik Geothermal Flores-Lembata dan Polemik Investasi di Pulau Padar Taman Nasional Komodo
Senin, 25 Agustus 2025 | 17:44 WIB
Semangat Muda Kaum Nasionalis: Deklarasi GSNI Pacitan
Senin, 25 Agustus 2025 | 13:34 WIB
Aksi Mahasiswa: Bubarkan DPR ?
Senin, 25 Agustus 2025 | 13:28 WIB
Mas Bambang Patjul Dibutuhkan Fokus Skala Nasional
Minggu, 24 Agustus 2025 | 21:13 WIB
‎Dugaan 22 Anak SD Keracunan Makanan dari Program MBG, Ketua GMNI Inhil: Kurangnya Kontrol Pihak Terkait
Sabtu, 23 Agustus 2025 | 19:24 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Peringati HUT Kemerdekaan RI, DPC GMNI Touna dan DPK GMN Bung Tomo Manajenen Gelar Nobar Sekaligus Bedah Film bersama Masyarakat
Kabar GMNI
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Opini

Hakekat dari Pancasila adalah Membela Kaum Miskin

Marhaenist.id - Mungkin bagi sebagian besar aktivis mahasiswa saat ini yang berada…

Opini

Antara Disiplin TNI dan Ancaman terhadap Supremasi Sipil dalam Demokrasi Indonesia

Marhaenist.id -Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah lama dikenal sebagai institusi yang disiplin…

Kabar GMNI

Semarak Dies Natalies GMNI ke 71 Tahun, GMNI Touna Berbagi Takjil dan Berbuka Puasa bersama Pihak Kepolisian

Marhaenist.id, Touna - Dalam rangka memperingati Dies Natalis GMNI ke 71 Tahun, Gerakan…

Kabar PA GMNI

IKN Dorong PA GMNI Balikpapan Ajarkan Pemuda Semangat Gotong Royong dan Kembangkan Pertanian

Marhaenist - Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) kota Balikpapan…

Belajar KoperasiOpini

Kooperasi sebagai Kekuatan Politik

Marhaenist.id - Saul D. Alinsky, mentor pengorganisir komunitas hebat ini mengatakan bahwa…

Kabar GMNI

Cetak Kader Progresif dan Revolusioner, DPK GMNI FISIP UHO Kendari Gelar PPAB

Marhaenist.id, Kendari - Dewan Pengurus Komisariat (DPK) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Dari kiri, Hadi Sucipto (Ketua Gapokmas Tani Mandiri Jatim), Dandim 0808 Blitar Letkol Sapto Priono, Wabub Blitar Rahmat Santoso, Tenaga Ahli Utama KSP Usep Setiawan, Sukidi (Kantah BPN Kab Blitar ), Kapolres Blitar AKBP Aditya Panji Anom, Marjoko (Pembina Tani Mandiri Jatim) dan Kapolresta Blitar AKBP Agro Wiyono. MARHAENIST
Infokini

Tenaga Ahli Utama KSP Minta GTRA Kabupaten Blitar Lebih Proaktif Komunikasikan Konflik Agraria

Marhaenist - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Usep Setiawan berdialog…

Polithinking

Ganjar ke Warga Jabar: Jangan Takut Diintimidasi, Lawan Dengan Benar dan Sesuai Konstitusi

Marhaenist.id, Cirebon - Capres 2024 nomor urut 3, Ganjar Pranowo membakar semangat…

Kabar PA GMNI

Kabar Duka! Murdaya Widyawimarta Poo, Pengusaha Nasional Sekaligus Tokoh GMNI Meninggal Dunia

Marhaenist.id, Jakarta - Murdaya Widyawimarta Poo, salah satu konglomerat ternama di Indonesia…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?