By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar Alumni GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Pulau Buru dan Pengarahan Tenaga Kerja Tapol
Ironi di Kawasan HTI RAPP: GMNI Temukan Sekolah Beralas Pasir dan Lansia Terabaikan Fasilitas Kesehatan di Kampar Kiri
Beredar Akun Facebook Palsu Atas Nama Dirinya, Karyono Wibowo: Ada Orang yang tidak Bertanggungjawab – Mohon Abaikan
Andai Bank BRI Jadi Bank Koperasi Seperti Desjardins Bank
Diskusi Publik Persatuan Alumni GMNI Jakarta, Anies Baswedan Tekankan Ekonomi Berkeadilan

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar Alumni GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.
Kabar GMNI

GMNI: Istana Harusnya Refleksi, Bukan Menuduh Civitas Akademika

La Ode Mustawwadhaar
La Ode Mustawwadhaar Diterbitkan : Minggu, 4 Februari 2024 | 08:01 WIB
Bagikan
Waktu Baca 3 Menit
Foto: Arjuna Putra Aldino, Ketua Umum DPP GMNI/Marhaenist.id.
Bagikan

Marhaenist.id, Jakarta – Di tengah kemunculan kritik sejumlah civitas akademika terhadap Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan ada upaya yang sengaja mengorkestrasi narasi politik tertentu untuk kepentingan elektoral. Pernyataan resmi istana ini ditanggapi oleh Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino.

Menurut Arjuna, tidak selayaknya istana menuduh sikap para guru besar dan civitas akademika bagian dari orkestrasi elektoral. Seyogyanya istana mesti refleksi diri karena apa yang disampaikan oleh para civitas akademika berangkat dari keresahan yang nyata maraknya penyimpangan dan tindakan-tindakan intimidasi yang bisa merusak demokrasi.

“Saya kira para civitas akademika ini kelasnya bukan seperti buzzer dan influencer, mereka bicara atas dasar nurani dan panggilan moralnya sebagai pendidik. Seharusnya dijadikan pelajaran untuk refleksi dan koreksi, bukan menuduh yang tidak-tidak,” ungkap Arjuna, Minggu (4/2/2024).

Arjuna menilai apa yang dilakukan oleh para civitas akademika merupakan bagian dari gerakan moral. Kita tidak perlu latah elektoral walaupun di masa pemilu. Tidak bisa semua peristiwa dimaknai dalam kerangka elektoral. Dan apa yang dilakukan para civitas akademika adalah bagian dari kontrol sosial ketika pemerintah dianggap sudah menyimpang.

“Jangan sedikit-sedikit dipandang dalam kerangka elektoral. Kalo kita lihat sikap civitas akademika adalah gerakan moral, bagian dari kontrol sosial. Sebagai upaya mengembalikan jalannya pemerintahan ke rel yang benar dan beradab”, tambah Arjuna

Arjuna menilai justru istana yang seringkali “cawe-cawe” dan mengorkestrasi kepentingan elektoral. Terlihat dari Presiden yang hanya kerap memamerkan tontonan berdua dengan Prabowo Subianto salah satu capres, bahkan sejumlah pejabat melakukan politisasi bansos hingga perlakuan tidak adil lainnya terhadap partai-partai yang tidak mendukung anak Presiden. Disini istana melakukan penyalahgunaan wewenang untuk kampanye terselubung.

Baca Juga:   Gelar PPAB, GMNI UIN Salatiga Tanamkan Jiwa Nasionalis dan Sosialis

“Bukannya yang kerap memainkan orkestrasi elektoral itu Presiden dan sejumlah menteri ya? Mulai dari makan bakso hingga pembagian bansos yang menggila dan perlakuan diskriminatif terhadap partai yang tak mendukung anak Presiden. Jadi jangan asal ngomong,” ujar Arjuna.

Arjuna melihat saat ini negara mengalami kemerosotan wibawa, kehormatan dan pamornya akibat terlihat sangat jelas mengerahkan seluruh sumber daya untuk memenangkan salah satu paslon.

Prinsip netralitas dan etika berpolitik diterabas, ada potensi abuse of power. Dan ketika penyelenggara negara mengabaikan prinsip netralitas dan etika politik maka berpotensi menciptakan gejolak sosial, mengakibatkan semakin semrawut dan morat-maritnya keadaan rakyatnya.

“Negara sudah kehilangan wibawa, kehilangan pamor. Karena penyelenggara negara kini bersifat partisan. Tidak bisa menjadi pengayom bagi seluruh rakyatnya. Mereka sendiri yang mempertontonkan watak partisan kok guru besar dan civitas akademika yang dituduh partisan? Hehe,” tutup Arjuna.***

iRadio
Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Pulau Buru dan Pengarahan Tenaga Kerja Tapol
Rabu, 26 November 2025 | 23:43 WIB
Ironi di Kawasan HTI RAPP: GMNI Temukan Sekolah Beralas Pasir dan Lansia Terabaikan Fasilitas Kesehatan di Kampar Kiri
Rabu, 26 November 2025 | 12:29 WIB
Beredar Akun Facebook Palsu Atas Nama Dirinya, Karyono Wibowo: Ada Orang yang tidak Bertanggungjawab – Mohon Abaikan
Senin, 24 November 2025 | 11:18 WIB
Andai Bank BRI Jadi Bank Koperasi Seperti Desjardins Bank
Minggu, 23 November 2025 | 07:46 WIB
Diskusi Publik Persatuan Alumni GMNI Jakarta, Anies Baswedan Tekankan Ekonomi Berkeadilan
Sabtu, 22 November 2025 | 22:03 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Masa Jabatan Legislatif Tanpa Ujung: Celah yang Mengancam Alam Demokrasi
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi

Lainnya Dari Marhaenist

DPC GMNI Majene Dorong Kongres Persatuan Bukan Persatean

Marhaenist.id, Majene - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Aksi Nyata untuk Lingkungan yang Lebih Hijau, GMNI Malang dan Kaliku Gelar Gerakan Penanaman Pohon di Sepadan Kali Curungrejo

Marhaenist.id, Malang - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Kawal Putusan MK, GMNI Jember Gelar Unjuk Rasa

MARHAENIST - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Fenomena #KaburAjaDulu: Cermin Keresahan Pemuda terhadap Sistem Pemerintahan

Marhaenist.id - Tagar #KaburAjaDulu bukan sekadar tren di media sosial, tetapi mencerminkan…

Bung Karno: Semboyan Kita Banyak Bicara, Banyak Bekerja

Marhaenist.id - Salah besar jika kita berpegang pada perkataan: "jangan banyak bicara…

Menolak Usulan Perguruan Tinggi Mengelola Tambang: Ancaman terhadap Demokrasi dan Kebebasan Akademik

Marhaenist.id - Usulan pemberian izin usaha pertambangan kepada perguruan tinggi telah menjadi…

Marhaenisme: Gerakan Anti Kapitalisme, Liberalisme, dan Kolonialisme (Pidato Bung Karno di Kongres GMNI)

Marhaenist.id - Terlebih dahulu saya mengucapkan selamat dengan Konferensi Besar GMNI ini.…

Foto: Ketua DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jakarta Selatan, Dendy Se. MARHAENIST

Momentum HUT TNI, GMNI Jaksel Desak Prabowo: TNI Kembali ke Barak, Hentikan Bisnis Militer & Hapus Komando Teritorial!

Marhaenist.id, Jakarta - Dalam momentum Hari Ulang Tahun ke-80 Tentara Nasional Indonesia…

Intania Putri Mardiyani: Dilema Perempuan Modern

Marhaenist.id, Jakarta – Dilema perempuan modern masih menjadi perdebatan yang cukup hangat…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar Alumni GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

🎧 Online Radio

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Ikuti Kami
Merdeka!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?