By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar Alumni GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Beredar Akun Facebook Palsu Atas Nama Dirinya, Karyono Wibowo: Ada Orang yang tidak Bertanggungjawab – Mohon Abaikan
Andai Bank BRI Jadi Bank Koperasi Seperti Desjardins Bank
Diskusi Publik Persatuan Alumni GMNI Jakarta, Anies Baswedan Tekankan Ekonomi Berkeadilan
Masa Jabatan Legislatif Tanpa Ujung: Celah yang Mengancam Alam Demokrasi
Konflik Politik di Buton Selatan Memanas: Bupati dan Wakilnya Saling Lapor, GMNI Kritik Ketidakdewasaan Kepemimpinan Daerah

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar Alumni GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.
Kapitalisme

Data Ekonomi Pemerintah Harus Dibaca Dengan Sikap Kritis

Indo Marhaenist
Indo Marhaenist Diterbitkan : Selasa, 18 November 2025 | 11:20 WIB
Bagikan
Waktu Baca 4 Menit
Forum Diskusi Terbatas "Berebut Celah, Rebut Siasat di Arena Reglobalisasi Ekonomi" yang digelar Agenda 45 di Tebet Jakarta Timur, Sabtu (15/11/2025). MARHAENIST
Bagikan

Marhaenist – Angka-angka indikator perekonomian yang dipublikasikan pemerintah perlu disikapi secara kritis. Ada kejanggalan-kejanggalan di tengah, klaim pemerintahan atas pertumbuhan di sejumlah sektor. Daya beli masyarakat terbukti lemah sehingga pertumbuhan perekonomian 2025 besar kemungkinan lebih kecil ketimbang target pemerintah.

Hal itu ditekankan oleh dua orang ekonom, masing-masing Nailul Huda dan Muhammad Nalar Al Khair, saat berbicara dalam Forum Diskusi Terbatas bertopik “Berebut Celah, Rebut Siasat di Arena Reglobalisasi Ekonomi” yang digelar Agenda 45 di Tebet Jakarta Timur, Sabtu (15/11/2025).

“Ekonomi kita itu sedang tidak baik-baik saja,” kata Nailul Huda saat memulai pemaparannya.

Secara terus terang Huda meragukan angka-angka yang diajukan para pejabat bidang perekonomian pemerintahan Prabowo Subianto. Dalam perhitungannnya pertumbuhan ekonomi tahun ini hanya akan mencapai 4,7% atau malah lebih rendah. Sedangkan pemerintah yakin setidaknya di atas 5,2%.

Salah satu yang menjadi sebab keraguannya itu terletak pada klaim pemerintah pertumbuhan di sektor industri, Huda dalam penelitiannya menemukan hal yang berkebalikan. Temuannya menyebutkan bahwa industri tekstil kini hanya berjalan pada 50% dari seluruh kapasitas terpasang, penjualan kendaaraan menurun, demikian pula tingkat laba dan likuiditas perbankan. Fakta lain lagi adalah Kemenaker menyebutkan tingkat pengangguran mencapai 32%.

Kondisi memprihatinkan juga terjadi dalam pengelolaan APBN, pengelolaan anggaran 2025 lebih buruk ketimbang tahun 2023, 2024 dan 2022. Realisasi pajak hanya mencapai 59% dari target. Sedangkan dana sektor pendidikan dan kesehatan malah digunakan untuk pelaksanaan program Makan Siang Gratis (MBG). Ini melanggar ketentuan yang ada termasuk aturan yang ada dalam konstitusi.

“Di akhir diperkirakan rasio difisit anggaran akan mencapai 2,7% sehingga beban utang negara makin besar,” ujarnya.

Baca Juga:   Ekonomi Lesu, Larangan Jual Rokok Ketengan Sangat Tidak Tepat

Kesulitan di dalam negeri diperburuk oleh perang dagang di tingkat global. Para pemimpin dan pelaku ekonomi terlalu banyak mengeluh dalam menghadapi tantangan dari luar yang memang tak mudah tersebut. Padahal, lanjut Huda, seharusnya kita perlu memperkuat kualitas produk domestik, membenahi tingkat efisiensi ekonomi yang makin buruk.

Hal terakhir ini nampak nyata dalam perencanaan dan praktik Program MBG dengan tingkat korupsi yang buruk. Seharusnya hal seperti itu dilakukan agar kita tak terheran heran melihat fakta kenapa keluarnya dana investasi dari China lebih banyak berlabuh di Vietnam ketimbang ke Indonesia.

Setidaknya hal terakhir nampak mengherankan pada kasus investasi Apple dimana pasar atau konsumen produk teknologi komunikasi itu justru jauh lebih besar di Indonesia.

Rekayasa

Berbicara pada kesempatan berikutnya Muhammad Nalar Al Khair mengawali sikap kritisnya atas data perekonomian pemerintah di sektor ketenagakerjaan. Klaim pemerintah yang mengatakan terjadi penurunan tingkat pengangguran pada Agustus 2025 mestinya tidak diterima begitu saja.

“Kita jangan melupakan bahwa sesungguhnya ada pengangguran terselubung, yakni orang bekerja tapi sebenarnya tidak dibayar,” ujar Nalar.

Jumlah kelompok pekerja tak dibayar itu mencapai 18 juta orang. Data ekonomi yang ditampilkan sebenarnya untuk menarik investasi namun pada kenyataannya kerap berlawanan dengan fakta di lapangan.

Bila data direkayasa tentu tingkat kepercayaan orang terpengaruh. Akibatnya masyarakat ragu dan tingkat kepercayaannya kepada pemerintah menurun demikian pula para investor.

Pemerintah seharusnya jujur atas data riil pereknomian, bagaimanapun para investor tentu bukan orang yang bodoh dalam melihat situasi ekonomi domestik dan regulasi investasi.

Pemerintah misalnya telah menyatakan tak akan ada impor beras dan gula. Tentu hal ini sulit karena terjadi kekurangan produksi. Kalaupun terjadi penurunan impor beras ketimbang masa sebelumnya kenyataan tetap saja terjadi impor bukannya taka ada sama sekali.

Baca Juga:   Menkeu: Rp 6,2 Triliun Telah Disalurkan Untuk Realisasi BLT BBM

Penurunan produksi sektor industri menjadi tanda adanya deindustrialisasi. Kondisi ini terjadi juga di negara lain, namun belum tentu bisa disamakan dengan yang dialami Indonesia. Misalnya dibandingkan dengan gejala serupa di China, perekonomian negeri Tirai Bambu itu telah amat maju sebelumnya sehingga efeknya tak seburuk yang kita alami.

iRadio
Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Beredar Akun Facebook Palsu Atas Nama Dirinya, Karyono Wibowo: Ada Orang yang tidak Bertanggungjawab – Mohon Abaikan
Senin, 24 November 2025 | 11:18 WIB
Andai Bank BRI Jadi Bank Koperasi Seperti Desjardins Bank
Minggu, 23 November 2025 | 07:46 WIB
Diskusi Publik Persatuan Alumni GMNI Jakarta, Anies Baswedan Tekankan Ekonomi Berkeadilan
Sabtu, 22 November 2025 | 22:03 WIB
Masa Jabatan Legislatif Tanpa Ujung: Celah yang Mengancam Alam Demokrasi
Kamis, 20 November 2025 | 12:38 WIB
Konflik Politik di Buton Selatan Memanas: Bupati dan Wakilnya Saling Lapor, GMNI Kritik Ketidakdewasaan Kepemimpinan Daerah
Kamis, 20 November 2025 | 02:47 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Pesan Bung Karno Pada GMNI: Revolusi Adalah Menjebol dan Membangun!
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi

Lainnya Dari Marhaenist

Studi Terhadap Prilaku Keserakahan, Seberapa Mengerikannya Manusia? (Bagian 3)

<<...Sambungan Thomas Hobbes adalah orang yang pertama kali dalam sejarah yang menyatakan…

Tips Cantik Tradisional

Marhaenist.id - Sejak zaman nenek moyang, manusia mewarisi praktik perawatan tubuh dan…

Raymundus Sau Fernandes dalam Kenangan: Marhaenis Sejati dan Pancasilais yang Teguh

Marhaenist.id - "Pada pagi hari 8 Oktober 1995 itu, Kak Niko dan…

Soekarno Dalam Berbagai Kurun Perjalanan Waktu

Marhaenist - Ir. Soekarno adalah orang pertama yang mencetuskan konsep Pancasila sebagai…

Dukung Fatwa Mahkamah Internasional, Indonesia Minta Israel Akhiri Pendudukan di Palestina

Marhaenist.id, Den Haag - Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, Belanda, pada…

Sukses Gelar PPAB, GMNI UIN Jakarta Bentuk Kader Progresif Berjiwa Kerakyatan

Marhaenist.id, Jakarta - Dewan Pengurus Komisariat (DPK) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Gelar Kampanye Publik di Hari Sumpah Pemuda, GMNI Jaktim: Kami Melonak Sikap Apatisme terhadap Persoalan Bangsa dan Negara

Marhaenist.id, Jakarta - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Gelar Rangkaian Pra Konferda V, DPD PA GMNI Jakarta: Paradigma Baru Perjuangan di Kota Global

Marhaenist.id, Jakarta - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa…

Temui Kapolres, GMNI dan IMALA Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Satpol PP Lebak Saat Pengamanan Aksi

Marhaenist.id, Lebak - Perwakilan organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar Alumni GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

🎧 Online Radio

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Merdeka!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?