Marhaenist.id – Tokoh ini namanya seolah terkubur selama puluhan tahun. Setelah reformasi baru banyak orang membicarakan tentang beliau. Buku karya beliau yang terkenal berjudul “Dari Penjara ke Penjara”, mulai beredar di toko-toko buku.
Selain itu beliau pun melahirkan banyak karya tulis lainnya, di antaranya yang juga terkenal berjudul ” Madilog”, yang ditulisnya waktu beliau tinggal di Rawajati, dekat Kalibata, Jakarta.
Beliau dibuang ke Belanda di awal tahun 1922. Mengembara dari Belanda, Jerman Rusia, China, Philipina, Thailand Singapura, dll. Beliau pun sempat dipenjarakan di Filipina dan Hongkong.
Selama di luar negeri beliau pun sempat mendirikan partai bernama PARI (Partai Rakyat Indonesia). PARI didirikan di Bangkok bulan Juli 1927 oleh beliau bersama teman-temannya.
Pada bulan Juni 1942 beliau kembali ke Indonesia, tepatnya di Medan. Dari Medan beliau pergi ke Jakarta, dan menetap di kota pusat perjuangan ini. Awalnya beliau tinggal di Rawajati, Jakarta. Kemudian pada tahun 1943 tinggal di Bayah, Banten dengan nama samaran Ilyas Husein. Setelah proklamasi beliau lebih banyak berjuang di Jawa Tengah dan Timur, sampai akhir hayatnya. Pada 7 November 1948 beliau mendirikan partai Murba.
Tokoh terkenal yang unik ini menguasai bahasa Minangkabau, Indonesia, Belanda, Jerman, Rusia, Inggris, Mandarin, dan Tagalog. Beliau lahir di Suliki, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat tahun 1897, dan meninggal di daerah Kediri tahun 1949.
Atikel ini diambil dari berbagai sumber oleh Redaksi.