By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Momentum HUT TNI, GMNI Jaksel Desak Prabowo: TNI Kembali ke Barak, Hentikan Bisnis Militer & Hapus Komando Teritorial!
Diskusi Pra-Konfercab DPC GMNI Jaksel: Menegakkan Supremasi Sipil atau Mempertahankan Kekuasaan?
Menjadikan Organisasi sebagai Ratu Adil
GMNI Jaksel Desak Presiden Copot Kapolri Listyo Sigit: Reformasi Kepolisian Harus Menegakkan Supremasi Sipil
Dugaan Manipulasi Pengangkatan PPPK Mencuak, GMNI Pertanyakan Integritas Kepala BKD Busel

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Kabar GMNIOpini

Membelah Nasionalis, Merapikan Kekuasaan: Tangan Imanuel Cahyadi, Setneg & BIN di Balik Perpecahan GMNI?

La Ode Mustawwadhaar
La Ode Mustawwadhaar Diterbitkan : Kamis, 7 Agustus 2025 | 10:58 WIB
Bagikan
Waktu Baca 5 Menit
Foto: Rahu Mangali, Ketua DPC GMNI Bima/MARHAENIST
Bagikan
iRadio

    Marhaenist.id – Perpecahan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dalam Kongres Bandung bukan sekadar drama internal organisasi. Di balik gaduhnya sidang LPJ yang tak kunjung usai, ketua umum yang menghilang, dan dualisme yang makin runcing, aroma intervensi kekuasaan kian terasa menyengat.

    Satu pertanyaan besar bergema di kalangan aktivis dan pengamat gerakan: Apakah GMNI sedang dipecah dari dalam oleh negara?

    GMNI dan Ketakutan Negara

    GMNI bukan organisasi biasa. Ia membawa nama besar Bung Karno, ideologi Marhaenisme, dan sejarah panjang oposisi terhadap kekuasaan yang tak berpihak pada rakyat. Maka bukan hal mengejutkan jika ada kekuatan negara yang merasa tak nyaman dengan kebangkitan GMNI yang solid dan ideologis.

    Sumber internal menyebut, sejak beberapa tahun terakhir, ada upaya sistematis untuk memecah GMNI dari dalam. Tak hanya melalui tokoh-tokoh bayangan, tapi juga lewat saluran formal kekuasaan. Dugaan paling mencolok mengarah ke Sekretariat Negara (Setneg) dan Badan Intelijen Negara (BIN).

    “Beberapa tokoh GMNI yang dekat dengan lingkar kekuasaan terlihat aktif ‘menggarap’ arah kongres. Ada campur tangan dalam penunjukan lokasi, pengaturan logistik, hingga penempatan peserta kongres ‘titipan’. Ini bukan lagi gerakan independen. Ini sudah masuk wilayah operasi politik negara,” ujar salah satu pengurus cabang yang enggan disebut namanya.

    Jejak Setneg dan Proyek Netralisasi Nasionalis

    Setneg selama ini punya peran besar dalam pengelolaan narasi politik nasional. Banyak aktivis dan mantan pengurus GMNI kini menempati posisi strategis di lembaga ini. Dalam beberapa kasus, keterlibatan mereka dalam mengatur ritme organisasi terlihat jelas—terutama dalam penentuan arah dukungan politik menjelang pemilu.

    Penting diingat: GMNI adalah salah satu dari sedikit organisasi mahasiswa yang tidak tunduk secara penuh pada partai manapun. Dalam kondisi seperti ini, netralisasi dilakukan bukan dengan merangkul, tapi dengan membelah. Dua kubu GMNI yang kini saling klaim keabsahan seolah menjadi desain untuk melemahkan posisi tawar gerakan nasionalis.

    Baca Juga:   Gelar Kunjungan Kasih, GMNI Nias Selatan Berbagi di Panti Asuhan Mercy Indonesia

    BIN: Operasi Senyap yang Terlalu Nyata

    Lebih dalam lagi, sejumlah aktivis menduga adanya operasi senyap yang dijalankan oleh unsur-unsur BIN untuk “mengatur peta ideologis mahasiswa”. Pola-pola penggembosan ini sangat khas: dukungan dana tanpa asal jelas, momen-momen krusial yang tiba-tiba chaos, hingga kehadiran “pengamat” yang bukan dari unsur peserta.

    “BIN tidak harus selalu muncul dalam bentuk agen gelap. Cukup menitipkan satu-dua kader di kepanitiaan, cukup menyuntik sedikit logistik ke satu faksi, sudah bisa mengubah arah kongres,” kata seorang mantan aktivis GMNI yang kini aktif di lembaga riset independen, Usai ditelfon lewat Via WA.

    Bukan Sekadar Kongres Molor

    Apa yang terjadi di Kongres Bandung bukan sekadar sidang yang molor atau palu yang dibawa kabur. Ini tentang satu bab penting dalam sejarah penghancuran kekuatan nasionalis oleh negara itu sendiri. Ketika GMNI dibelah, maka gerakan mahasiswa kehilangan salah satu benteng ideologis yang masih tersisa.

    Dan negara tahu itu. Pecahnya GMNI bukan kerugian bagi penguasa—justru jadi keuntungan. Nasionalisme bisa diklaim sepihak oleh elite kekuasaan, sementara gerakan rakyat yang sejati disibukkan dengan konflik internal dan saling curiga.

    Immanuel Cahyadi: Ketua Umum atau Agen Desukarnoisasi?

    Nama Immanuel Cahyadi kini jadi simbol dari kehancuran moral GMNI. Sebagai Ketua Umum, alih-alih menjadi pemersatu ideologis, ia justru jadi tokoh sentral dalam perpecahan. Kaburnya ia dari sidang pertanggungjawaban, dugaan manipulasi akomodasi kongres, hingga hilangnya palu sidang bukan hanya soal teknis—ini adalah gejala dari upaya sistematis menenggelamkan GMNI ke dalam lumpur politisasi.

    Banyak pihak mulai menyebutnya sebagai agen desukarnoisasi, yang bergerak senyap untuk menyingkirkan GMNI dari jalur historisnya. Dan ini sejalan dengan pola lama negara: menyusupkan kader loyal ke posisi strategis untuk mengubah arah organisasi dari dalam, bukan lewat represi kasar seperti Orde Baru, tapi lewat kooptasi lembut dan pengkondisian dana.

    Baca Juga:   Gelar Kongres Persatuan, DPC GMNI Ternate Dorong Adanya Rekonsoliasi Nasional

    Saatnya Menjawab: Lawan atau Diam

    Tulisan ini bukan untuk menuduh tanpa dasar, tapi untuk membuka ruang diskusi yang selama ini dibungkam. Jika Gerakan Mahasiswa Nasionalis seperti GMNI tak segera sadar dan bersatu, maka proyek pembelahan ini akan terus terjadi. Hari ini GMNI, besok mungkin HMI, PMII, atau organisasi mahasiswa lain yang dianggap terlalu kritis.

    Lawan tidak selalu datang dengan senjata dan pentungan. Terkadang mereka menyamar dalam bentuk fasilitator, sponsor, atau bahkan kader senior. Dan jika kita tidak waspada, gerakan ini akan jadi sejarah—bukan pelaku sejarah.

    Mari kita satukan tekad untuk persatuan yang akan diselenggarakan melalui Keputusan Konsolidasi Nasional, dari hasil Konsolidasi Nasional tersebut merujuk dalam lersatuan GMNI yang selama ini ber-dualisme lalu menjadi tigalisme di Kongres Bandung.***


    Penulis: Rahu Mangali, Ketua DPC GMNI Bima.

     

    Bagikan Artikel
    Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

    ARTIKEL TERBARU

    Foto: Desain Grafis GMNI Jaksel/MARHAENIST.
    Momentum HUT TNI, GMNI Jaksel Desak Prabowo: TNI Kembali ke Barak, Hentikan Bisnis Militer & Hapus Komando Teritorial!
    Minggu, 5 Oktober 2025 | 03:25 WIB
    Diskusi Pra-Konfercab DPC GMNI Jaksel: Menegakkan Supremasi Sipil atau Mempertahankan Kekuasaan?
    Jumat, 3 Oktober 2025 | 00:37 WIB
    Menjadikan Organisasi sebagai Ratu Adil
    Jumat, 3 Oktober 2025 | 00:17 WIB
    GMNI Jaksel Desak Presiden Copot Kapolri Listyo Sigit: Reformasi Kepolisian Harus Menegakkan Supremasi Sipil
    Jumat, 3 Oktober 2025 | 00:00 WIB
    Dugaan Manipulasi Pengangkatan PPPK Mencuak, GMNI Pertanyakan Integritas Kepala BKD Busel
    Kamis, 2 Oktober 2025 | 13:19 WIB

    BANYAK DIBACA

    Negara Hukum Berwatak Pancasila
    Insight
    Solar Sulit Didapat, GMNI Rohul Soroti Dugaan Praktik Mafia Solar di Rokan Hulu
    Kabar GMNI
    Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
    Kabar PA GMNI
    Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
    Kabar PA GMNI
    Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
    Kabar PA GMNI

    Lainnya Dari Marhaenist

    Opini

    Pilkada 2024: Kesadaran Politik Pemilih Muda 

    Marhaenist.id - Masyarakat Indonesia akan menggelar Pilkada serentak yang akan dilaksanakan pada…

    Opini

    Penggunaan DAK sebagai Alat Kampanye Politik di Kabupaten Kepulauan Meranti

    Marhaenist.id - Kasus di Kabupaten Kepulauan Meranti, di mana Dana Alokasi Khusus…

    Polithinking

    Isi Masa Tenang, Ganjar Pilih Kongkow Lesehan Bareng Warga

    Marhaenist.id, Semarang - Ganjar Pranowo mengisi masa tenang kampanye menonton Slank bersama…

    Polithinking

    Ajak Masyarakat Tolak Pemilu 2024, Relawan Marhaen Cyber Army Minta Jokowi Mundur dan Pilpres di Ulang

    Marhaenist.id, Jakarta - Relawan Marhaen Cyber Army mengeluarkan pernyataan sikap dalam sebuah…

    Polithinking

    Sambut Ganjar, Warga dan Tokoh Adat Sematkan Selendang Beserta Topi Khas Manggarai

    Marhaenist.id, Ruteng - Ganjar Pranowo melanjutkan safari politiknya di Ruteng, Kabupaten Manggarai,…

    Kabar GMNI

    Dukung Kongres Persatuan, GMNI Sultra: Ini adalah Cara Terbaik untuk Mengakhiri Dualisme

    Marhaenist.id, Kendari - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

    Internasionale

    Genosida Bangsa Palestina Terus Berlanjut, PM Israel: Ini Baru Permulaan, Kami akan terus Gempur Gaza Tanpa Ampun

    Marhaenist.id, Tel Aviv - Perdana Menteri Negara Pendudukan Israel Benjamin Netanyahu menegaskan…

    Kabar GMNI

    GMNI Pandeglang Ingatkan Anggota Dewan, Masih Banyak Jalan Rusak

    Marhaenist.id, Pandeglang- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) melakukan…

    Kabar GMNI

    Kebijakan Baru Soal Tapera, GMNI Jatim: Bentuk Pemerasan Rakyat

    Marhaenist.id, Surabaya - Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia…

    Tampilkan Lebih Banyak
    • Infokini
    • Indonesiana
    • Historical
    • Insight
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
    • Bingkai
    • Kapitalisme
    • Internasionale
    • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Manifesto
    • Opini
    • Polithinking
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
    Marhaenist

    Ever Onward Never Retreat

    • Kontak
    • Redaksi
    • Tentang Kami
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
    • ▪️ Kirim Artikel
    • ▪️ Format

    Vivere Pericoloso

    Ikuti Kami

    Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

    Marhaenist
    Welcome Back!

    Sign in to your account

    Lost your password?