Marhaenist.id – Kalau diamati Karl Marx dan Syech Siti Jenar itu sama-sama menggunakan cara pandang Materialisme. Perbedaannya Karl Marx menggunakan cara pandang materialisme berkaitan masalah ekonomi sedangkan Syech Siti Jenar menggunakan pandangan itu berkaitan dengan spiritualitas.
Materi yang dimaksut disini bukan hanya sekedar uang atau sekedar hal yang memiliki nilai tukar. Materi yang dimaksut disini ialah sesuatu yang diterka panca indra, Mahluk, Benda, Alam, sesuatu yang terikat ruang dan waktu.
Dalam hal ini Syeh Siti Jenar mengungkapkan bahwa manusia merasakan penderitaan sebab ia sebuah materi yang terikat dengan ketentuan hukum alam dan manusia bisa terlepas dari penderitaan ketika ia lepas (tidak terikat) dari unsur materi.
Makanya ia mengajarkan konsep Manunggaling Kawula Gusti sebagai perenungan jiwa supaya manusia agar tau makna kehidupan (unsur yang terikat materi) sehingga bisa menyikapi kehidupan ini. Jadi manusia perlu mengendalikan diri dari dua energi yang terdapat didunia ini yaitu energi positif dan energi negatif.
Sedangkan Marx mengkritik bahwa manusia menderita karena kebutuhan ekonomi (Sandang, Papan, Pangan) yang kurang terpenuhi dan hal itu disebabkan oleh sistem Kapitalisme yang dijalankan oleh pengusaha/orang kaya yang nakal. (Kapitalisme = Paham/gagasan yang mengedepankan kepemilikan modal). Selain itu ia berpersepsi bahwa manusia bisa sejahtera ketika kebutuhan ekonomi terpenuhi dengan cara menghilangkan sistem kapitalisme.
Manusia butuh materi berupa Sandang, Papan, Pangan, kebutuhan spiritual itu wajar sebab ia materi yang hidup dan butuh itu untuk kelangsungan hidupnya.
Apakah hanya memenuhi kebutuhan ekonomi saja cukup atau hanya memenuhi kebutuhan spiritualitas saja cukup?***
Penulis: Aji Sopian Nugroho, Alumni Muda GMNI Pemalang, Jateng.