By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Pernyataan Sikap SP-NTT: Polemik Geothermal Flores-Lembata dan Polemik Investasi di Pulau Padar Taman Nasional Komodo
Semangat Muda Kaum Nasionalis: Deklarasi GSNI Pacitan
Aksi Mahasiswa: Bubarkan DPR ?
Mas Bambang Patjul Dibutuhkan Fokus Skala Nasional
‎Dugaan 22 Anak SD Keracunan Makanan dari Program MBG, Ketua GMNI Inhil: Kurangnya Kontrol Pihak Terkait

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Opini

Indonesia di Persimpangan Geopolitik: Peluang dan Tantangan Dalam Menjalin Kerja Sama Dengan Uni Eropa

Marhaenist ID
Marhaenist ID Diterbitkan : Minggu, 9 Februari 2025 | 14:43 WIB
Bagikan
Waktu Baca 6 Menit
Bendera Uni Eropa. Getty Images
Bagikan
iRadio

Marhaenist.id – Pernyataan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos (22/01/2025) mengenai potensi kerja sama ASEAN dan Uni Eropa mencerminkan upaya Eropa untuk memperluas aliansi ekonomi dan geopolitiknya. Pernyataan ini muncul dalam konteks meningkatnya ketidakpastian global akibat perang dagang, ketegangan geopolitik, serta perubahan kepemimpinan yang terjadi di Amerika Serikat.

Contents
Faktor Pendorong Kerja Sama ASEAN-Uni EropaKonsekuensi Yang Mungkin TimbulDampak dan Peluang Bagi IndonesiaTantangan yang Harus Dihadapi IndonesiaStrategi Indonesia ke Depan

Scholz menyampaikan bahwa ASEAN memiliki potensi besar untuk bekerja sama dengan Uni Eropa, baik dalam perdagangan, investasi, maupun isu-isu strategis seperti transisi energi dan stabilitas global. Pernyataan ini dapat dimaknai sebagai respons terhadap beberapa faktor utama:

Faktor Pendorong Kerja Sama ASEAN-Uni Eropa

1. Menurunnya Ketergantungan pada China

Uni Eropa ingin mengurangi ketergantungan ekonominya pada China, terutama dalam rantai pasok manufaktur dan bahan baku kritis. ASEAN, sebagai kawasan dengan ekonomi yang berkembang pesat, menjadi alternatif penting.

2. Ancaman Kebijakan Proteksionis AS di Bawah Trump

Donald Trump kembali ke Gedung Putih, kebijakan America First bisa menyebabkan AS menarik diri dari komitmen perdagangan global dan meningkatkan proteksionisme. Hal ini dapat mendorong Eropa untuk mencari mitra dagang baru guna menjaga stabilitas ekonominya. ASEAN menjadi pilihan yang masuk akal karena posisinya sebagai kawasan dengan pertumbuhan ekonomi tinggi dan pasar yang luas.

3. Dinamika Keamanan Global
Dengan ketegangan di Ukraina dan meningkatnya persaingan antara AS dan China, Eropa ingin memperkuat hubungan dengan negara-negara yang relatif netral dan memiliki kepentingan strategis dalam geopolitik global, seperti ASEAN.

Konsekuensi Yang Mungkin Timbul

Jika Uni Eropa benar-benar meningkatkan kerja sama dengan ASEAN, ada beberapa konsekuensi yang mungkin terjadi:

Baca Juga:   PDI-P dan Revisi UU TNI

1. Pergeseran Investasi ke ASEAN

Jika Uni Eropa mulai mengalihkan investasinya dari China ke ASEAN, negara-negara seperti Indonesia, Vietnam, dan Thailand bisa mendapatkan keuntungan besar. Namun, ini juga bisa memicu persaingan ketat antarnegara ASEAN untuk menarik investasi.

2. Ketegangan dengan AS

Jika Eropa semakin mendekat ke ASEAN, AS mungkin melihat ini sebagai tantangan terhadap dominasi ekonominya di kawasan. AS bisa meningkatkan tekanannya pada negara-negara ASEAN agar tetap dalam orbit pengaruhnya.

3. Reaksi dari China

China kemungkinan akan merespons dengan memperkuat kerja sama ekonominya di kawasan melalui Belt and Road Initiative (BRI) atau strategi perdagangan lainnya untuk memastikan ASEAN tetap dalam lingkup pengaruhnya.

Foto: Dr. med. vet. Rudi Samapati, Alumni GMNI, FKH UGM/MARHAENIST.

Dampak dan Peluang Bagi Indonesia

Jika Uni Eropa benar-benar ingin mempererat kerja sama dengan ASEAN, Indonesia bisa mendapat manfaat besar, tetapi juga menghadapi beberapa tantangan:

Peluang bagi Indonesia

1. Diversifikasi Mitra Ekonomi dan Investasi

Dengan meningkatnya ketegangan antara AS dan Eropa, serta kebijakan proteksionis yang lebih kuat dari Washington, negara-negara Eropa bisa mencari alternatif mitra dagang dan investasi. Indonesia dengan ekonominya yang besar dan sumber daya alam yang melimpah dapat menjadi tujuan utama. Ini bisa mempercepat perundingan Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang saat ini masih tertunda.

2. Peningkatan Kerja Sama dalam Teknologi Hijau

Uni Eropa sedang mendorong agenda transisi energi dan ekonomi hijau. Dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk menarik investasi dalam sektor energi terbarukan, terutama dalam pengembangan hilirisasi nikel untuk baterai EV, biofuel, dan energi terbarukan lainnya.

3. Peningkatan Peran Geopolitik Indonesia di ASEAN

Jika Jerman dan Uni Eropa lebih fokus ke ASEAN sebagai mitra strategis untuk mengimbangi kebijakan AS dan China, maka posisi Indonesia sebagai pemimpin ASEAN akan semakin kuat. Bisa membuka ruang bagi peningkatan kerja sama di bidang perdagangan, pertahanan, dan infrastruktur.

Baca Juga:   Menimbang Arah Indonesia dari Cermin Sejarah

4. Dukungan terhadap Energi Terbarukan dan Ekonomi Hijau

Uni Eropa akan lebih terbuka terhadap investasi di sektor energi hijau dan berkelanjutan, seperti pembangunan PLTS, bioenergi, dan pengelolaan sumber daya secara lebih ramah lingkungan. Mendorong Indonesia untuk semakin serius mengembangkan kebijakan terkait energi terbarukan.

Tantangan yang Harus Dihadapi Indonesia

1. Tekanan dari AS dan China

Jika Indonesia semakin dekat dengan Uni Eropa, AS dan China bisa meningkatkan tekanan agar Indonesia tetap dalam orbit mereka. Ini bisa terjadi dalam bentuk kebijakan perdagangan atau diplomasi ekonomi yang lebih agresif.

2. Regulasi Uni Eropa yang Ketat

Uni Eropa memiliki standar lingkungan dan hak asasi manusia yang tinggi, yang bisa menjadi hambatan bagi beberapa ekspor Indonesia, terutama sawit dan produk berbasis sumber daya alam lainnya.

3. Persaingan di ASEAN

Indonesia harus bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya, seperti Vietnam dan Thailand, yang juga ingin menarik investasi dari Uni Eropa.

Strategi Indonesia ke Depan

Pernyataan Olaf Scholz bukan sekadar pernyataan diplomatik biasa, tetapi mencerminkan strategi Uni Eropa dalam menghadapi tantangan geopolitik global, terutama kembalinya Trump dan kebijakan proteksionis AS. Indonesia harus melihat ini sebagai peluang untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan Uni Eropa, tetapi juga harus berhati-hati dalam menjaga keseimbangan hubungan dengan AS dan China.

Strategi terbaik bagi Indonesia adalah:

Mempercepat IEU-CEPA untuk mengamankan posisi dalam rantai pasok Eropa.
Mengembangkan sektor energi hijau sebagai daya tarik utama bagi investasi Eropa.
Menyeimbangkan hubungan dengan AS dan China agar tidak terjebak dalam perang dagang.
Memanfaatkan posisi di ASEAN untuk memperkuat daya tawar dalam negosiasi global.
Menjaga fleksibilitas diplomatik agar Indonesia tetap bisa berperan sebagai pemain utama di antara kekuatan besar.

Baca Juga:   Bangkitnya Massa Marhaen Penentu Kemenangan Ganjar

Dengan pendekatan yang tepat, Indonesia bisa menjadi salah satu pemain utama dalam dinamika geopolitik baru ini.***


Penulis: Dr. med. vet. Rudi Samapati, Alumni GMNI, FKH UGM. Penulis kini tinggal di Berlin, Jerman.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Foto: Desain Grafis oleh SP-NTT/MARHAENIST
Pernyataan Sikap SP-NTT: Polemik Geothermal Flores-Lembata dan Polemik Investasi di Pulau Padar Taman Nasional Komodo
Senin, 25 Agustus 2025 | 17:44 WIB
Semangat Muda Kaum Nasionalis: Deklarasi GSNI Pacitan
Senin, 25 Agustus 2025 | 13:34 WIB
Aksi Mahasiswa: Bubarkan DPR ?
Senin, 25 Agustus 2025 | 13:28 WIB
Mas Bambang Patjul Dibutuhkan Fokus Skala Nasional
Minggu, 24 Agustus 2025 | 21:13 WIB
‎Dugaan 22 Anak SD Keracunan Makanan dari Program MBG, Ketua GMNI Inhil: Kurangnya Kontrol Pihak Terkait
Sabtu, 23 Agustus 2025 | 19:24 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Peringati HUT Kemerdekaan RI, DPC GMNI Touna dan DPK GMN Bung Tomo Manajenen Gelar Nobar Sekaligus Bedah Film bersama Masyarakat
Kabar GMNI
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Opini

Mengapa Tahun Baru Terdengar Istimewa?

Marhaenist.id - Sudah bukan rahasia lagi bagi kita semua, "Tahun Baru" selalu…

Infokini

Implementasikan Tridharma, Mahasiswa UMIKA Galang Dana Kemanusiaan

Marhaenist - Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Mitra Karya Kota Bekasi (HMTI…

Kabar GMNIOpini

1 Juni dan Panggilan Sejarah: GMNI Harus Menjadi Teladan Persatuan

Marhaenist.id - Hari Lahir Pancasila setiap 1 Juni adalah pengingat historis sekaligus…

InfokiniKabar GMNI

Ajukan Banding atas Putusan PN Jakpus Nomor 115/Pdt.G/2025/PN Jkt.Pst, DPP GMNI Ajak Penggugat Dialog dan Mediasi

Marhaenist.id, Jakarta – Didampingi Tim Kuasa Hukum PSHN & Partners, Dewan Pimpinan…

Internasionale

Rakyat Venezuela dan Revolusi Bolivarian

Marhaenist - Sekitar setengah dari populasi pemilih Venezuela dapat dipercaya untuk bergabung…

Kabar GMNI

Tolak Kongres Bandung, Kader GMNI Teriakan Kongres Persatuan Melalui Grup WhatsApp

Marhaenist.id - Penolakan Kongres Bandung dan Keinginan diselenggarakannya Kongres Persatuan dalam tubuh…

Kabar GMNI

GMNI Halut Kepemipinan Erik Sibu dan Fridodis Korois Resmi Memasuki Sekretariat Baru

Marhaenist.id, Halut - Erik Sibu dan Fridodis Korois yang baru saja terpilih…

Garis polisi terpasang di gerbang 13 Stadion Kanjuruhan, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (06/10/2022) tempat korban meninggal berdesak-desakan akibat gas air mata. TELEGRAF/Koeshondo W. Widjojo
Infokini

Jumlah Korban Tragedi Kanjuruhan Bertambah 1 Orang, Total Meninggal 132 Jiwa

Marhaenist - Korban tewas dalam tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur bertambah satu…

Kabar GMNI

Laksanakan Konfercab Ke II, Gabriel-Desi Resmi Terpilih Menjadi Ketua dan Sekretaris DPC GMNI Mamasa

Marhaenist.id, Mamasa - Gabriel Dakosta Swares dan Desi Rispawati tepilih sebagai ketua…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?