By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Pernyataan Sikap SP-NTT: Polemik Geothermal Flores-Lembata dan Polemik Investasi di Pulau Padar Taman Nasional Komodo
Semangat Muda Kaum Nasionalis: Deklarasi GSNI Pacitan
Aksi Mahasiswa: Bubarkan DPR ?
Mas Bambang Patjul Dibutuhkan Fokus Skala Nasional
‎Dugaan 22 Anak SD Keracunan Makanan dari Program MBG, Ketua GMNI Inhil: Kurangnya Kontrol Pihak Terkait

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Opini

Antara Disiplin TNI dan Ancaman terhadap Supremasi Sipil dalam Demokrasi Indonesia

Eko Zaiwan
Eko Zaiwan Diterbitkan : Selasa, 4 Februari 2025 | 01:05 WIB
Bagikan
Waktu Baca 3 Menit
FOTO : Sacha Baron Cohen dalam film "The Dictator" 2012/MARHAENIST
Bagikan
iRadio

Marhaenist.id -Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah lama dikenal sebagai institusi yang disiplin dan efektif dalam menjalankan tugas-tugasnya, baik dalam menjaga kedaulatan negara maupun dalam operasi militer di lapangan. Namun, penggunaannya sebagai instrumen utama dalam pemerintahan harus menjadi bahan refleksi kritis, terutama dalam konteks Indonesia sebagai negara demokrasi. Meskipun TNI memiliki kapasitas dan sumber daya yang mumpuni, pemberian ruang yang lebih besar kepada militer dalam ranah politik dan pembangunan nasional justru dapat mengancam prinsip-prinsip dasar demokrasi dan supremasi sipil yang telah diperjuangkan sejak era reformasi.

Pertama-tama, perlu diakui bahwa TNI memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas keamanan nasional. Namun, ketika militer mulai mengambil alih fungsi-fungsi yang seharusnya dijalankan oleh institusi sipil, hal ini dapat menciptakan ketidakseimbangan dalam tatanan pemerintahan. Indonesia, sebagai negara demokrasi, harus memperkuat institusi sipilnya, bukan justru mengandalkan militer sebagai tulang punggung pemerintahan. Praktik semacam ini dapat mengarah pada militerisasi politik, di mana militer tidak hanya berperan sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai aktor utama dalam pengambilan keputusan politik dan pembangunan.

Pragmatisme dalam pemerintahan seringkali dijadikan alasan untuk melibatkan militer dalam berbagai aspek pembangunan dan politik. Namun, pragmatisme semacam ini tidak boleh mengorbankan prinsip demokrasi dan supremasi sipil. Sejarah telah membuktikan bahwa dominasi militer dalam pemerintahan seringkali berujung pada pelemahan tatanan demokratis. Era Orde Baru, misalnya, menunjukkan bagaimana militerisasi politik dapat menciptakan rezim otoriter yang membungkam suara rakyat dan meminggirkan peran institusi sipil.

Reformasi 1998 menjadi titik balik penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia, di mana supremasi sipil dan demokrasi dijadikan sebagai fondasi utama pemerintahan. Oleh karena itu, kembali ke model pemerintahan yang memberi ruang lebih besar bagi militer dalam ranah politik dan pembangunan nasional bukanlah langkah yang bijaksana. Hal ini tidak hanya mengancam tatanan demokratis yang telah dibangun, tetapi juga dapat menciptakan ketergantungan yang berbahaya terhadap militer dalam mengelola urusan-urusan sipil.

Baca Juga:   Pancasila, Ramai Dibicarakan Sepi Diterapkan!

Dalam konteks global, negara-negara demokrasi yang kuat justru memperkuat institusi sipilnya dan membatasi peran militer dalam politik. Militer harus tetap berada di bawah kendali sipil dan fokus pada tugas utamanya, yaitu menjaga keamanan dan kedaulatan negara. Sementara itu, urusan politik dan pembangunan harus diserahkan kepada institusi sipil yang dipilih secara demokratis oleh rakyat.

Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk terus memperkuat institusi sipilnya dan membatasi peran militer dalam ranah politik. Pragmatisme dalam pemerintahan tidak boleh menjadi alasan untuk mengabaikan prinsip-prinsip demokrasi dan supremasi sipil. Sebaliknya, pemerintah harus berkomitmen untuk membangun tatanan demokratis yang kuat, di mana militer tetap berada di bawah kendali sipil dan tidak mengambil alih fungsi-fungsi yang seharusnya dijalankan oleh institusi sipil. Hanya dengan cara inilah Indonesia dapat memastikan bahwa demokrasi dan supremasi sipil tetap terjaga, dan tidak kembali ke masa lalu yang penuh dengan otoritarianisme dan dominasi militer.


Penulis: Eko Zaiwan

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Foto: Desain Grafis oleh SP-NTT/MARHAENIST
Pernyataan Sikap SP-NTT: Polemik Geothermal Flores-Lembata dan Polemik Investasi di Pulau Padar Taman Nasional Komodo
Senin, 25 Agustus 2025 | 17:44 WIB
Semangat Muda Kaum Nasionalis: Deklarasi GSNI Pacitan
Senin, 25 Agustus 2025 | 13:34 WIB
Aksi Mahasiswa: Bubarkan DPR ?
Senin, 25 Agustus 2025 | 13:28 WIB
Mas Bambang Patjul Dibutuhkan Fokus Skala Nasional
Minggu, 24 Agustus 2025 | 21:13 WIB
‎Dugaan 22 Anak SD Keracunan Makanan dari Program MBG, Ketua GMNI Inhil: Kurangnya Kontrol Pihak Terkait
Sabtu, 23 Agustus 2025 | 19:24 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Peringati HUT Kemerdekaan RI, DPC GMNI Touna dan DPK GMN Bung Tomo Manajenen Gelar Nobar Sekaligus Bedah Film bersama Masyarakat
Kabar GMNI
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Polithinking

Bakal Mundur dari Kabinet, Mahfud Soroti Pejabat yang Pakai Fasilitas Negara Buat Politik

Marhaenist.id, Semarang - Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD menyatakan…

Opini

Politik Kita dan Zaman Edan

Marhaenist.id - Ketika itu seorang pujangga agung keraton Surakarta, R Ng Ranggawarsita…

Kabar PA GMNI

Maret 2025, PA GMNI Berduka: 3 Kadernya Telah Pergi

Marhaenist.id - Di Bulan Maret 2025, Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa Nasional…

Kabar GMNI

DPD GMNI Gorontalo Desak Pemprov Segera Tindak TPA Talumelito: Lingkungan Terancam, Kesehatan Masyarakat Dipertaruhkan

Marhaenist.id, Gorontalo - Dewan Pimpinan Daerah (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Kabar GMNI

Gerak Cepat, GMNI Bengkalis Selenggarakan PPAB Ke 2

Marhaenist.id, Bengkalis - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Ketua Mahkamah Agung (MA) H.M. Syarifuddin. FILE/MA
Infokini

Ketua MA Sikapi Masukan KPK, Ini Langkah Hakim Agung

Marhaenist - Ketua Mahkamah Agung (MA) H.M. Syarifuddin menyikapi saran dan masukan…

Internasionale

Usai Biden Mundur, Kini Harris Justru Unggul Tipis Dari Donald Trump

Marhaenist - Kamala Harris nampaknya semakin pede bakal melenggang setelah hasil survei…

Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto saat berjalan bersama Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. FILE/GolkarpediaKetua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto saat berjalan bersama Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. FILE/Golkarpedia
Polithinking

Survei CSIS: PDIP Kalah Populer Dari Golkar Untuk Pemilih Muda

Hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menempatkan Golkar menjadi…

Polithinking

Diajari Menanam Cabai, Emak-Emak di Jakarta: Hemat Pengeluaran

Marhaenist - Relawan Mak Ganjar membagikan sekitar 25.000 pohon cabai beserta media…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?