By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Arjuna Putra Aldino Lantik Pengurus DPC GMNI Halut Periode 2025-2027
DPD PA GMNI Kaltim Tolak Pemangkasan DBH yang Dinilai Sangat Tidak Adil
Tambang Rampok Hak Rakyat, Ketua PA GMNI Kaltim Desak Presiden Prabowo Hentikan Operasi 13 Perusahaan Raksasa
Gelar Konfercab Persatuan, Rifki Pratama dan Andi Supriyanto Resmi Pimpin GMNI Bima
Refleksi Hari Jadi Kabupaten Rohul Ke-26 Tahun, GMNI: Momentum Evaluasi Pembangunan dan Penguatan Nasionalisme Kerakyatan

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Opini

Leviathan yang Tersenyum

La Ode Mustawwadhaar
La Ode Mustawwadhaar Diterbitkan : Sabtu, 31 Mei 2025 | 16:12 WIB
Bagikan
Waktu Baca 3 Menit
Ilustrasi Leviathan, Mahluk Mitologi yang mengerikan/MARHAENIST.
Bagikan
iRadio

Marhaenist.id – Ketertiban atau Ketakutan?

Di negeri ini, kita tidak butuh kudeta untuk kembali ke zaman kekuasaan absolut. Cukup digandengkan dengan kata “stabilitas nasional”, “persatuan”, dan “nasionalisme”, maka kita rela menyerahkan akal sehat, hak kritik, dan kebebasan berpikir.

Begitulah cara Leviathan—makhluk politik buatan Thomas Hobbes—hidup kembali dalam diri kekuasaan yang dipoles demokrasi tapi bersenjata retorika militer.

Prabowo Subianto presiden terpilih adalah perwujudan dari ini: ia belum menjadi tiran dalam pengertian klasik, tapi penjaga keteraturan dengan simbol-simbol loreng dan logika ala barak –retret.

Berpikir Dicurigai

René Descartes pernah berkata, “Saya berpikir, maka saya ada.” Tapi hari ini, jika Anda berpikir terlalu keras—apalagi mempertanyakan kekuasaan—Anda bisa dianggap sebagai subversif. Demokrasi kita telah kehilangan methodic doubt, keraguan sehat yang diperlukan agar kekuasaan tak tumbuh liar.

Ketika kritik dilemahkan, ketika oposisi difitnah, dan ketika rakyat lebih senang menonton TikTok daripada memahami rancangan undang-undang, maka demokrasi tidak dibunuh—ia bunuh diri.

Leviathan yang Kita Undang Sendiri

Thomas Hobbes percaya bahwa manusia secara alami penuh hasrat dan cenderung saling memangsa. Maka satu-satunya jalan damai adalah menyerahkan kebebasan kepada kekuasaan mutlak — sang Leviathan.

Hari ini, kita melakukannya tanpa sadar:

Menyambut pemimpin militer dengan suara mayoritas.

Membenarkan pembatasan kebebasan atas nama ketertiban.

Menganggap demokrasi terlalu ribut dan “butuh pemimpin tegas”.

Kita tidak dipaksa tunduk. Kita memilih tunduk, karena takut akan “kekacauan” yang terus-menerus dijual media elite.

Saat Akal Jadi Alat Penindasan

Horkheimer, filsuf Mazhab Frankfurt, mengingatkan bahwa akal bisa menjadi alat penindasan bila dilepaskan dari nilai-nilai emansipatoris.
Akal modern, kata dia, telah berubah menjadi akal instrumental—yang hanya bertanya “bagaimana cara menang?” bukan “apakah ini adil?”

Baca Juga:   Studi Terhadap Prilaku Keserakahan, Seberapa Mengerikannya Manusia? (Bagian 2)

Inilah yang terjadi hari ini.
Logika kekuasaan militer kembali naik daun bukan karena rasional secara moral, tapi karena efisien secara kekuasaan. Kritik dianggap gangguan. Minoritas dianggap beban. Oposisi dilabel radikal.

Maka demokrasi hari ini adalah demokrasi teknokratis—yang berbicara seperti Excel, bertindak seperti mesin, dan menekan seperti senjata.

Demokrasi yang Tak Mau Berpikir

Jika Hobbes mengajarkan bahwa kita butuh kekuasaan untuk menjaga kita dari kekacauan, dan Descartes mengajarkan kita berpikir untuk memastikan kebenaran, maka Horkheimer mengingatkan:

_Jika berpikir hanya untuk memperkuat kekuasaan, maka kita telah kehilangan jiwa._

Dan itulah yang sedang kita saksikan: Leviathan yang tersenyum, didukung oleh rakyat, tapi mengurung semua bentuk keberanian intelektual.

Kini pertanyaannya bukan lagi:
“Siapa yang akan memimpin kita?”

Tapi: “Apakah kita masih berpikir bebas di bawah kekuasaan yang mengaku menjaga kita?”


Penulis: Firman Tendry Masengi, Alumni GMNI.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Arjuna Putra Aldino Lantik Pengurus DPC GMNI Halut Periode 2025-2027
Senin, 13 Oktober 2025 | 14:51 WIB
DPD PA GMNI Kaltim Tolak Pemangkasan DBH yang Dinilai Sangat Tidak Adil
Senin, 13 Oktober 2025 | 12:24 WIB
Tambang Rampok Hak Rakyat, Ketua PA GMNI Kaltim Desak Presiden Prabowo Hentikan Operasi 13 Perusahaan Raksasa
Senin, 13 Oktober 2025 | 11:36 WIB
Gelar Konfercab Persatuan, Rifki Pratama dan Andi Supriyanto Resmi Pimpin GMNI Bima
Senin, 13 Oktober 2025 | 00:21 WIB
Refleksi Hari Jadi Kabupaten Rohul Ke-26 Tahun, GMNI: Momentum Evaluasi Pembangunan dan Penguatan Nasionalisme Kerakyatan
Minggu, 12 Oktober 2025 | 16:32 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Heri Purnomo Kembali Terpilih Secara Aklamasi sebagai Ketua PA GMNI Kota Bekasi
Kabar PA GMNI
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Polithinking

Survei Terbaru, Ganjar Terus Meroket Puncaki Elektabilitas Capres

Marhaenist - Lembaga Charta Politika Indonesia merilis survei terbaru terkait elektabilitas calon…

Kabar PA GMNI

Resmi Dideklarasikan, DPC PA GMNI Touna Teguhkan Komitmen Kebangsaan Lewat Dialog Kebangsaan

Marhaenist.id, Touna – Dalam momentum bersejarah yang bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila,…

Kabar GMNI

Solar Sulit Didapat, GMNI Rohul Soroti Dugaan Praktik Mafia Solar di Rokan Hulu

Marhaenist.id, Rokan Hulu – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar kembali…

Polithinking

Sambut Ganjar, Warga dan Tokoh Adat Sematkan Selendang Beserta Topi Khas Manggarai

Marhaenist.id, Ruteng - Ganjar Pranowo melanjutkan safari politiknya di Ruteng, Kabupaten Manggarai,…

Kabar GMNI

GMNI Desak Pencopotan Bahlil, Adili Jokowi dan Pembubaran PIK Sebagai PSN

Marhaenist.id, Jakarta - Aliansi Mahasiswa yang tergabung dalam Front Pengadilan Rakyat menggelar…

Opini

Trump, Amerika dan Jerman: Babak Baru Geopolitik

Marhaenist.id - Ketika Trump kembali masuk ke panggung kekuasaan, narasi "America First" kemungkinan…

Polithinking

Di Banyuwangi, Atikoh Sampaikan Pentingnya Gunakan Hak Pilih

Marhaenist.id, Banyuwangi - Siti Atikoh Ganjar mengajak masyarakat untuk datang ke Tempat…

Kabar GMNI

Momentum IWD 2024: Inspire Inclusion sebagai Spirit Keberpihakan Perempuan

Marhaenist.id, Surabaya - Hari Perempuan Intenasional atau dalam bahasa umum yang dikenal oleh…

Polithinking

DPR Nilai Saatnya Mahkamah Agung Bersih-Bersih

TERTANGKAPNYA Hakim Agung Mahkamah Agung (MA) Sudrajad Dimyati dalam operasi tangkap tangan…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?