By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Gelar Sarasehan, GMNI Surabaya: Teguhkan Persatuan Kader, Akhiri Dualisme Kepemimpinan
Resmi Dilantik, DPC GMNI Halut Komitmen Kawal Kebijakan Pemda yang Pro Rakyat
Arjuna Putra Aldino Lantik Pengurus DPC GMNI Halut Periode 2025-2027
DPD PA GMNI Kaltim Tolak Pemangkasan DBH yang Dinilai Sangat Tidak Adil
Tambang Rampok Hak Rakyat, Ketua PA GMNI Kaltim Desak Presiden Prabowo Hentikan Operasi 13 Perusahaan Raksasa

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Opini

Ideologi Marhaenisme di Era Neo-Orba: Masihkah Relevan dalam Membela Kaum Marhaen?

La Ode Mustawwadhaar
La Ode Mustawwadhaar Diterbitkan : Minggu, 20 April 2025 | 21:39 WIB
Bagikan
Waktu Baca 6 Menit
Foto: Asrul Sahputra Sekretaris DPC GMNI Bengkalis, mahasiswa STAIN Bengkalis Prodi Hukum Nata Negara/MARHAENIST.
Bagikan
iRadio

Marhaenist.id – Indonesia telah mengalami perubahan besar dalam sistem politik dan ekonomi sejak era Orde Baru hingga saat ini. Di era Neo-Orba, Indonesia dihadapkan pada tantangan baru dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat dan menciptakan keadilan sosial. Dalam konteks ini, ideologi Marhaenisme yang dikembangkan oleh Soekarno, presiden pertama Indonesia, masih menjadi topik diskusi dan analisis.

Marhaenisme adalah ideologi yang berfokus pada keadilan sosial dan kesetaraan, serta memperjuangkan hak-hak kaum marhaen, yaitu kaum rakyat jelata yang hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan. Dalam era Neo-Orba, di mana praktik-praktik otoritarianisme dan kapitalisme semakin menguat, relevansi Marhaenisme dalam membela kaum marhaen menjadi pertanyaan yang perlu dijawab.

Di tengah dinamika politik dan ekonomi Indonesia sekarang yang kian kompleks, istilah “Neo Orba” kembali menyeruak sebagai kritik terhadap kondisi sosial-politik saat ini yang dianggap mencerminkan pola kekuasaan era Orde Baru otoriter, oligarki, dan anti-demokrasi. Dalam konteks ini, muncul kembali pertanyaan penting masihkah ideologi Marhaenisme relevan untuk memperjuangkan kepentingan kaum marhaen yakni rakyat kecil, petani, buruh, dan kelas proletar di zaman yang penuh paradoks ini ?

Marhaenisme: sebagai ideologi

Marhaen adalah nama petani kecil yang pernah ditemui Soekarno di bandung. Ia adalah simbol dari rakyat kaum bawah seperti : petani, buruh pabrik, pedagang pasar, tukang ojek,nelayan mereka yang bekerja keras namun tetap sulit hidup layak karena sistem yang timpang.
Marhaenisme sebagai ideologi yang diperkenalkan oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, bertujuan untuk memperjuangkan kesejahteraan dan kemandirian kaum marhaen, yaitu rakyat kecil yang tertindas oleh sistem kapitalisme kolonialisme dan imperialisme. Marhaenisme sendiri menginginkan susunan masyarakat dalam segala hal menyelamatkan kaum marhaen.

Ada beberapa istilah dalam ajaran marhaenisme itu sendiri, yaitu marhaenisme adalah ideologi kaum marhaen, marhaenis adalah orang yang memperjuangkan kaum marhaen, dan marhaen adalah orang-orang yang melarat dan hanya sedikit memiliki alat produksi serta tidak bekerja dengan orang lain dan juga tidak memperkerjakan orang lain.

Baca Juga:   Reformasi Polri Dimulai dengan Mencopot Sigit sebagai Kapolri

Neo-Orba: Kebangkitan Oligarki dan Ketimpangan Sosial

Setelah era Reformasi yang menggulingkan Orde Baru (Orba) pada 1998, harapan untuk adanya pemerintahan yang lebih demokratis dan adil cukup besar. Namun, dalam kenyataannya, sistem yang muncul pasca-Reformasi cenderung mencerminkan kebangkitan kembali dari beberapa karakteristik Orde Baru dalam bentuk yang lebih halus dan terstruktur, yang disebut sebagai Neo-Orba. Neo-Orba ditandai dengan kebangkitan dominasi oligarki, politik dan ekonomi yang mengontrol sebagian besar sumber daya dan kebijakan negara.

Para pengusaha besar, politisi, dan elit kekuasaan terus memperkuat posisinya, sementara rakyat marhaen tetap terpinggirkan. Kebijakan-kebijakan yang pro-pasar dan cenderung berpihak pada pemodal besar, seperti proyek infrastruktur besar-besaran dan liberalisasi ekonomi, semakin memperparah ketimpangan sosial. Dalam kondisi ini, kaum marhaen baik petani, buruh, maupun pedagang kecil,terus merasa terjepit oleh sistem yang tak memberikan banyak ruang untuk mereka berkembang.

Relevansi ideologi Marhaenisme di Era Neo-Orba

Di tengah kebangkitan kekuatan oligarki dan ketidakadilan sosial yang menjadi ciri khas Neo-Orba, ideologi perjuangan Marhaenisme masih memiliki relevansi yang penting. Ideologi ini mengingatkan kita pada prinsip dasar keadilan sosial dan pemerataan ekonomi yang lebih inklusif, serta mengkritik dominasi kekuatan ekonomi yang menindas rakyat kecil.

Berikut beberapa aspek yang menyatakan bahwa ideologi Marhaenisme masih relevan di zaman Neo orba dengan cara:

1. Pemerataan ekonomi dan keadilan sosial

Marhaenisme menuntut adanya distribusi kekayaan yang adil, bukan hanya menguntungkan sekelompok elit saja. Di tengah ketimpangan ekonomi yang semakin tajam, ideologi ini mengingatkan kita akan pentingnya pembangunan yang berkeadilan dan berpihak pada rakyat kecil, bukan hanya pada modal besar.

2. Mendorong Kemandirian Ekonomi
Marhaenisme

mengajarkan pentingnya kemandirian ekonomi rakyat, bukan hanya bergantung pada bantuan atau subsidi sementara. Dalam konteks ini, ideologi Marhaenisme bisa menjadi dasar untuk mendorong pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM), koperasi, serta ekonomi lokal yang dapat memberdayakan rakyat marhaen dan mengurangi ketergantungan pada modal besar.

Baca Juga:   Mendukung dan Mengawasi Program Makan Bergizi Gratis

3. Membangkitkan Kesadaran Politik Kaum Marhaen

Marhaenisme mengedepankan pentingnya membangkitkan kesadaran politik rakyat kecil untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Dalam konteks Neo-Orba, di mana suara rakyat kecil sering kali terpinggirkan, penting untuk menghidupkan kembali kesadaran kelas dan memberikan ruang bagi kaum marhaen untuk terlibat dalam proses politik, baik di tingkat lokal maupun nasional.

4. Mendorong sikap kritis dari kaum marhaen

Kaum marhaen juga perlu membangkitkan sikap kritis untuk bisa membela hak hak nya, Karna pada saat ini karna kurangnya pendidikan yang membuat kaum marhaen ini menjadi kurang kritis terhadap pembelaan hak nya sendiri.

Secara keseluruhan, ideologi Marhaenisme masih relevan dengan konteks zaman sekarang, nilai-nilai dasarnya yang mendukung keadilan sosial, pemberdayaan rakyat kecil, dan pemerataan kesejahteraan tetap relevan dalam mengatasi masalah sosial dan ekonomi di Indonesia saat ini. Marhaenisme, sebagai marxisme yang dipraktekkan di Indonesia, adalah sebuah teori ilmiah yang menentang dogmatisme. Soekarno tidak mau mengcopy-paste begitu saja marxisme dari Eropa untuk diterapkan di Indonesia.

Inilah pula yang dilakukan oleh Lenin dalam konteks Rusia, Mao dalam situasi Tiongkok, atau José Carlos Mariátegui di Peru.

Dengan penentangan yang kuat terhadap dogmatisme, maka marhaenisme semestinya bisa berkembang menjadi teori perjuangan yang canggih dan sesuai dengan nafas perkembangan jaman.

Sebagaimana marxisme sebagai the guiding theory untuk menjalankan perjuangan, maka Marhaenispun adalah the guiding theory untuk perjuangan rakyat Indonesia.

Merdeka!!!***


Penulis: Asrul Sahputra Sekretaris DPC GMNI Bengkalis, mahasiswa STAIN Bengkalis Prodi Hukum Nata Negara.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Gelar Sarasehan, GMNI Surabaya: Teguhkan Persatuan Kader, Akhiri Dualisme Kepemimpinan
Senin, 13 Oktober 2025 | 21:26 WIB
Resmi Dilantik, DPC GMNI Halut Komitmen Kawal Kebijakan Pemda yang Pro Rakyat
Senin, 13 Oktober 2025 | 20:59 WIB
Arjuna Putra Aldino Lantik Pengurus DPC GMNI Halut Periode 2025-2027
Senin, 13 Oktober 2025 | 14:51 WIB
DPD PA GMNI Kaltim Tolak Pemangkasan DBH yang Dinilai Sangat Tidak Adil
Senin, 13 Oktober 2025 | 12:24 WIB
Tambang Rampok Hak Rakyat, Ketua PA GMNI Kaltim Desak Presiden Prabowo Hentikan Operasi 13 Perusahaan Raksasa
Senin, 13 Oktober 2025 | 11:36 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Gelar Konfercab Persatuan, Rifki Pratama dan Andi Supriyanto Resmi Pimpin GMNI Bima
Kabar GMNI
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Historical

Pancasila dan Hari Kelahirannya: Mengali Fakta Sejarah!

Marhaenist.id - Dalam catatan dan fakta sejarah, pada tanggal 1 Juni 1945…

Presiden Rusia Vladimir Putin. AFP/Jewel Samad
Internasionale

Jejak Langkah Permainan Vladimir Putin di Ukraina

Marhaenist - Pertanyaan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tengah memasuki babak akhir…

Opini

Jalan Terjal Profesi Pendidik: Konsepsi Perjuangan dan Sasaran Konstruktif Memaknai Hari Guru Nasional

Marhaenist.id - Sangat tersanjung apabila kita melihat gagasan dasar yang telah dibangun didalam…

Kabar GMNIOpini

Menapaki Jalan Persatuan: Rekonsiliasi Menjadi Konsekuensi Logis dari Perpecahan GMNI

Marhaenist.id - Tulisan ini bagian dari refleksi bagi kita sebagai kader GMNI…

Rifqi Sukarno (Founder Depok Youth Movement)/Marhaenist.id.
Infokini

Founder Depok Youth Movement Ajak Masyarakat Berefleksi atas 25 Tahun Kota Depok dan Pentingnya Partisipasi Pemuda

Marhaenist.id, Depok - Dalam rangka merayakan 25 tahun berdirinya Kota Depok, pendiri…

Opini

Susilo Bambang Yudhoyono, Joko Widodo, Prabowo Subianto, Pertandingan Melawan Korupsi

MARHAENIST - Indonesia memulai sebuah era baru, memilih presiden secara langsung pada…

Opini

Perempuan dan Kesejahteraan Buruh Era Rezim Jokowi

Marhaenist - hampir secara keseluruhan masyarakat internasional, mengetahui bahwa 1 mei merupakan…

Kabar GMNI

Kenaikan BBM, GMNI dan Cipayung Plus Seruduk Kantor DPRD dan Walikota Malang

Marhaenist - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Malang,…

Kabar GMNI

Gelar Aksi Kemanusiaan, GMNI Touna Serakan Bantuan untuk Korban Gempa Poso

Marhaenist.id, Touna - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Tojo Una-Una (Touna) menyerahkan…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?