Marhaenist.id, Bima – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Bima merespon atas mengerasnya dinamika internal organisasi yang tak kunjung selesai untuk mengakhiri dualisme.
Dengan kondisi tersebut hampir semua DPC dan DPD GMNI se-Indonesia berstatement mendesak agar supaya Kongres Persatuan segera dilaksanakan, baik itu di faksinya Arjuna-Dendy maupun Imanuel-Sujahri.
Menurut Cahyo, Ketua DPC GMNI Kabupaten Bima, berdasarkan cita-cita organisasi “Marhaen Pasti Menang” tidaklah mungkin terwujudkan apabila dinamika (perpecahan) ini tidak cepat teratasi.
“Organisasi akan jauh dari kata maju apabila konflik yang sifatnya kontra-revolusioner dijadikan sebagai pijakan gerakan, niscaya sirkulasi kepemimpinan akan terhambat. Bukan saja terhambat ditingkatan DPP, melainkan DPD, DPC sampai ke DPK, otomatis proses semua kader pun akan terhambat pula,” ujarnya, Rabu (9/7/2025).
Chayo juga mengatakan bahwa sikap mendesak kongres persatuan ini, murni dari keresahan batin seluruh kader, oleh karenanya, apabila kemandekan sirkulasi kepemimpinan didiamkan berlarut-larut, semua kader akan jenuh dan terbengkalai layaknya kapal tanpa navigasi.
“Sikap kongres persatuan adalah bentuk keresahan kader sementara Kongres Bandung yang akan digelar tanggal 15 – 18 Juni 2025 ini ialah satu tindakan yang sifatnya disorientatif, karenanya Kongres ini menutup pintu rekonsiliasi. Hanya persatuan secara seantero-lah yang bisa membawa angin segar bagi keluarga besar GMNI seluruh Indonesia,” tambahnya.
Chayo juga mengutip kata Bung Karno yang berkata bahwa bangsa adalah segerombolan manusia yang keras, ia punya keinginan bersatu dan mempunyai persamaan watak. Persatuan adalah fondasi utama untuk membangun bangsa yang kuat dan tangguh.
“Bung Karno saja menegaskan perlunya persatuan untuk membentuk kekuatan besar, apabila Kongres Persatuan melalui KLB tidak secepatnya diselenggarakan, maka langkah-langkah untuk menyelamatkan organisasi akan dilaksanakan. DPC GMNI Bima akan secepat mungkin melanjutkan Konsolidasi Nasional bersama DPC/DPD GMNI yang menginginkan persatuan, guna untuk membahas hal-hal fundamental yang berkaitan langsung dengan gerakan penyelamatan organisasi,” lanjutnya.
Chayo juga menyampaikan bahwa jika dualisme tak segara diakhiri maka pihaknya akan melanjutkan Konsolidasi Nasional bersama DPC dan DPD baik dari kubu Imanuel dan Arjuna yang menginginkan persatuan untuk mengambil langkah-langkah yang fundameltal demi menyelamatkan organisasi.
“Melalui ini, GMNI Bima ingin menyampaikan secara frontal kepada oknum yang tidak mau bersatu bahwa, selama GMNI pecah, anggaplah itu kita sedang berpencar untuk mengepung segala bentuk ketidakadilan dan dehumanisasi yang berkecamuk ditengah-tengah masyarakat, dan sekarang sudah saatnya kita bersatu untuk melaksanakan kesinambungan revolusi, seperti apa yang di katakan Bung Karno, Revolusi Kita Belum Selesai,” tandas Ketua DPC GMNI Bima itu.***
Penulis: Redaksi/Editor: Redaksi.