By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Menolak Gelar Pahlawan Nasional bagi Soeharto adalah Kewajiban Ideologis bagi Marhaenis
Tirani yang Tersenyum dalam Bayang Kiamat Epistemik: Evolusi Kekuasaan dari Orwellian ke Huxleyian – Part I
Jika atas Dasar Cinta, Permata Indonesia Tantang Walikota Kendari Permanenkan Penghentian Proyek KOPPERSON di Tapak Kuda
Layangkan Penyataan Sikap Ke Pemerintah, GMNI Se-Indonesia Tolak Pemberian Gelar Pahlawan Kepada Suharto
DPC PA GMNI Bengkalis Ucapkan Selamat atas Terselenggaranya Konfercab Ke- I GMNI Bengkalis

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Sukarnoisme

Saat Bokek, Soekarno Sering Minta Duit ke Temannya Yang Kaya Ini

Marhaenist ID
Marhaenist ID Diterbitkan : Kamis, 4 Juli 2024 | 15:38 WIB
Bagikan
Waktu Baca 4 Menit
Presiden Soekarno dan PM Zhou Enlai pada kunjunganya yang pertama kali ke RRC tahun 1956. FILE/Marhaenist
Bagikan
iRadio

Marhaenist – Semua orang mengetahui bahwa Soekarno adalah salah satu tokoh sentral dalam pergerakan mengusir penjajah hingga terwujudnya kemerdekaan Indonesia.

Contents
Crazy Rich SumatraSumber Uang Soekarno

Akan tetapi, proses itu semua tak hanya modal dengkul dan otak. Satu hal yang seringkali luput adalah terkait pendanaan. Sebagai manusia, Soekarno juga butuh uang untuk hidup sehari-hari.

Dia memang pernah bekerja sebagai guru hingga arsitek, tapi itu tak membuatnya cukup. Di masa kolonial, Soekarno lebih sering tak punya uang alias bokek. Pada kondisi ini, dia beruntung ada seorang pengusaha kaya raya yang menjadi sumber uang bagi dirinya.

Crazy Rich Sumatra

Agoes Moesin Dasaad lahir di Filipina, 25 Agustus 1905. Saat usia 1 tahun dia pindah ke Lampung, kota yang kelak jadi tempat bernaung seumur hidup. Di kota ini pula, saat usia belasan tahun, dia berdagang hasil bumi hingga Palembang.

Dari perdagangan biasa Dasaad kemudian mendirikan perusahaan sendiri pada 1921. Namanya, Dasaad Moesin Concern.

Sejarawan Mestika Zed dalam Kepialangan Politik dan Revolusi Palembang 1900-1950 (2003) menceritakan, perusahaan Dasaad dengan cepat tumbuh besar hingga Asia Tenggara dan Afrika. Selain itu dia juga sukses menjalin kerjasama dengan perusahaan Jepang. Sementara di Indonesia, cabang perusahaannya tersebar luas di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, hingga Solo.

Kebesaran bisnis praktis membuat harta pribadi Dasaad bertambah.

Mestika Zed mencatat kalau Dasaad menyandang gelar sebagai salah satu miliuner asal Sumatra sampai tahun 1942. Namanya juga dikelompokan sebagai pengusaha pribumi terbesar di era penjajahan Belanda.

Sumber Uang Soekarno

Sebagai orang asli Indonesia, Dasaad juga ingin Tanah Airnya merdeka. Dia lantas memanfaatkan pengaruhnya di dunia pergerakan nasional. Tak hanya lewat politik, tapi juga secara ekonomi, yakni aktif sebagai sumber uang atau donatur bagi tokoh sentral, seperti Soekarno.

Baca Juga:   Soekarno Dalam Berbagai Kurun Perjalanan Waktu

Soekarno, yang sering dikejar-kejar kompeni, mengaku tak mementingkan uang. Dia pernah berkata dalam otobiografinya “hanya kemerdekaan yang membuat aku hidup.” Namun, kita semua tahu itu hanya retoris saja.

Faktanya, sebagai manusia biasa dia membutuhkan uang untuk hidup. Di kondisi inilah secercah harapan dimunculkan oleh Dasaad. Dia secara sukarela menjadi donatur Soekarno. Pria kelahiran 1901 itu masih ingat bagaimana Dasaad yang belum pernah bertemu menyelamatkan hidupnya sesaat setelah keluar penjara pada 1931.

“Pagi-pagi ketika aku berjalan keluar dari penjara sebagai orang bebas, seorang laki-laki yang belum pernah kulihat sebelumnya, memasukkan ke genggamanku uang 400 rupiah begitu saja, karena dia tahu aku tak punya uang,” kata Soekarno dalam otobiografinya Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (1965).

Dia lantas mengetahui bahwa laki-laki misterius itu adalah Dasaad, orang terkaya di Indonesia. Dari perkenalan itu keduanya menjadi sahabat akrab. Hubungannya berlanjut di ranah politik. Dasaad menjadi tokoh Badan Usaha Penyelidikan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Sedangkan, kita semua tahu Soekarno jadi Presiden.

Persahabatan ini terjalin juga dalam relasi ekonomi. Dasaad jadi salah satu orang yang sering bolak-balik Istana Negara, sehingga mendapat julukan pengusaha Istana. Saat itu dia memang sedang berjaya. Peter Post dalam “The Formation of the Pribumi business élite in Indonesia, 1930s-1940s” (1996) menyebut Dasaad dan keluarganya masuk dalam jajaran orang terkaya Indonesia tahun 1950-an.

Sekalipun sudah jadi penguasa, Soekarno mengaku masih sering meminta tolong kepada Dasaad kalau dana pribadinya habis. Maksudnya, tentu saja berhadap dikirimi uang. Hal ini diungkapkan sendiri saat diwawancara jurnalis AS, Cindy Adams, untuk penulisan buku biografinya pada 1964.

“Sekarang, aku masih saja minjam kepadannya,” kata Soekarno.

Kendati disebut “minjam”, pemberian Dasaad kepada Soekarno tak dianggapnya sebagai piutang. Dia ikhlas menjadi sumber harta bagi Soekarno. Menurut Soekarno, “Dia tak pernah berharap akan memperolehnya kembali. Tentang uang, dia benar-benar tak pernah menerima uang itu kembali.”

Baca Juga:   Surat-Surat Islami Sukarno Dari Ende

Loyalitas serupa dilakukan pengusaha Lampung itu kepada para pejuang lain. Diketahui, dia sering membagikan uang kepada teman-teman dan banyak organisasi kemanusiaan sampai akhir hayatnya pada 11 November 1970. Disarikan dari berbagai sumber.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Menolak Gelar Pahlawan Nasional bagi Soeharto adalah Kewajiban Ideologis bagi Marhaenis
Jumat, 7 November 2025 | 13:59 WIB
Tirani yang Tersenyum dalam Bayang Kiamat Epistemik: Evolusi Kekuasaan dari Orwellian ke Huxleyian – Part I
Kamis, 6 November 2025 | 04:39 WIB
Jika atas Dasar Cinta, Permata Indonesia Tantang Walikota Kendari Permanenkan Penghentian Proyek KOPPERSON di Tapak Kuda
Kamis, 6 November 2025 | 03:35 WIB
Layangkan Penyataan Sikap Ke Pemerintah, GMNI Se-Indonesia Tolak Pemberian Gelar Pahlawan Kepada Suharto
Rabu, 5 November 2025 | 22:05 WIB
DPC PA GMNI Bengkalis Ucapkan Selamat atas Terselenggaranya Konfercab Ke- I GMNI Bengkalis
Rabu, 5 November 2025 | 17:43 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Menteri ATR/BPN Temui Warga Kebon Sayur Setelah Didesak Massa Aksi untuk Tuntaskan Konflik Sengketa Lahan 
Kabar GMNI Marhaenis
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Opini

Whoosh dan Demokratisasi BUMN

Marhaenist.id - Polemik soal kerugian kereta cepat Whoosh atau Kereta Cepat Bandung–Jakarta…

Foto: Pernyataan Sikap GMNI Jakarta Selatan. MARHAENIST
Kabar GMNI

Pernyataan Sikap GMNI Jaksel: Cabut UU TNI dan RUU Kepolisian Negara serta Mendesak Reformasi Kepolisian yang Demokratis

Proses Historis: Dari Militerisme Orde Baru Ke Reformasi Yang Mandeg Sejarah Indonesia…

Kabar GMNI

Dukung Putusan MK, GMNI Kalsel Lakukan Unjuk Rasa di Gedung DPRD

MARHAENIST - Aparat kepolisian tetap siaga menghadapi unjuk rasa Gerakan Mahasiswa Nasional…

Kabar PA GMNI

Tanggapi Soal Dimanika Bangsa, DPP PA GMNI Sebut Ajaran Bung Karno Masih Relevan dengan Perkembangan Zaman

Marhaenist.id, Blitar - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa…

Kabar GMNI

Hadiri Aksi 1000 Lilin di Nagekeo, GMNI NTT Desak Proses Hukum Para Pelaku Penganiayaan Prada Lucky

Marhaenist.id, Nagekeo - Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPD GMNI)…

Kabar GMNI

Menjelang 100 Hari Pemerintahan WS-HADIR, GMNI Mamasa Serukan Refleksi Pancasila sebagai Dasar Kepemimpinan

Marhaenist.id, Mamasa - Jelang Hari Lahir Pancasila, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Manifesto

Leon Trotsky: Partai, Kelas dan Kepemimpinan

SEJAUH mana gerakan kelas buruh telah terlempar ke belakang dapat diukur tidak…

Opini

Megaphone Diplomacy, Upaya Penggalangan Sokongan Publik Penyelenggara Pemilu

Marhaenist - "Megaphone diplomacy" adalah upaya mengandalkan pers untuk manggalang sokongan publik,…

Kabar GMNI

DPC GMNI Binjai Apresiasi Langkah Kapolres dalam Upaya Menjaga Kamtibmas di Bulan Suci Ramadhan

Marhaenist.id, Binjai - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?