Marhaenist – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo memiliki modal yang besar untuk maju sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang. Elektabilitas Ganjar selalu bertengger di tiga besar dalam survei yang dilakukan oleh sejumlah lembaga.
Pertanyaan banyak orang terkait kesiapan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk maju calon presiden terjawab sudah. Dalam wawancara eksklusif dengan presenter BTV Fristian Griec, Ganjar Pranowo menjawab dengan lugas.
“Untuk bangsa dan negara ini, apa sih yang kita tidak siap,” kata Ganjar dalam program Berita Satu Spesial, Selasa (18/10/2022).
Ganjar menjelaskan, dirinya sudah menjadi anggota partai sejak tahun 1990-an saat PDI Perjuangan masih bernama PDI.
“Bahkan sejak mahasiswa. Masih PDI. Setelah itu berganti PDI Perjuangan. Saya di partai tahun 90-an, maka kalau kita bicara dalam kondisi dua realitas yang ada itu, maka sebenarnya kalau untuk bangsa dan negara, apa sih yang kita tidak siap,” kata Ganjar.
Mengenai dukungan dari Partai Politik, di tengah sejumlah parpol di luar PDIP yang sudah menyatakan dukungan terhadap sosok capres, Ganjar mengaku menghormati proses yang terjadi di dalam partai politik. Ganjar menambahkan, ketika partai nantinya telah membahas keseluruhan dan mencari sosok capres terbaik untuk bangsa, maka semua kalangan harus siap. Ganjar meyakini politik akan sangat memengaruhi proses tersebut.
“Saya itu anggota partai. Ada dua realitas. Pertama, proses politik di dalam partai yang harus kita hormati. Kedua, lembaga survei. Biarkanlah kita kasih kesempatan kepada partai yang menentukan untuk mereka berdialog, mereka berkomunikasi untuk mengambil yang terbaik,” imbuhnya.
Ganjar mengatakan, elite-elite partai sudah saling berbincang. Komunikasi senantiasa dibangun oleh masing-masing partai, hasil-hasil survei pun menjadi hal yang dibahas.
“Relasi yang dibangun oleh partai-partai yang sekarang sedang berbincang. Lalu, terkait dengan realitas yang ada di survei yang kemudian semua orang memperbincangkan, kan suara rakyat juga tidak boleh diabaikan,” bebernya.
Ganjar mengaku sedang menunggu hasil konsolidasi partai. Di sisi lain, Ganjar menegaskan hanya PDIP yang dapat mengusung pasangan capres dan calon wakil presiden (cawapres) tanpa harus berkoalisi. Namun, Ganjar menekankan tidak mudah mengurus negara tanpa melibatkan seluruh komponen bangsa.
Diketahui, PDIP memang telah memenuhi ketentuan presidential threshold (Pres-T) atau ambang batas pencapresan. Perolehan kursi PDIP di DPR sebanyak 128 kursi. Angka Pres-T sebagaimana ketentuan Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 Pasal 122, yakni 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional pemilu anggota DPR sebelumnya. Artinya, minimal sebesar 115 kursi DPR harus dimiliki partai atau gabungan partai untuk mengusung capres-cawapres.
“Hanya PDI Perjuangan yang bisa mengusung sendirian dan partai-partai lain harus bergabung, tetapi rasa-rasanya bangsa ini terlalu besar untuk diurus sendirian,” kata Gubernur Jawa Tengah ini.
“Ada banyak multidimensi persoalan di sana yang membutuhkan kebersamaan. Ya dua periode kepemimpinan pak Presiden, saya kira sudah dimulai langkah-langkahnya. Rasa-rasanya polarisasi terjadi, ini butuh direkonsiliasi untuk menghadapi tantangan ke depan,” ungkapnya.
Menurutnya, problem perekonomian ke depan tidak mudah. Sebagai orang nomor satu di Jawa Tengah, Ganjar mengungkap pihaknya selalu berupaya mencari investor, memberikan insentif dan proteksi agar perekonomian bertumbuh. Dengan begitu, rakyat bisa makan dan bekerja.
“Belum lagi problem energi, problem pangan, problem lingkungan yang hari ini mesti kita kemas. Jadi, artinya proses-proses ini menjadi penting untuk kita menyiapkan respons terhadap persoalan global yang berat ini,” tandasnya.