By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Melawan Lupa: Mengapa Rakyat Indonesia, Pengagum Bung Karno, hingga GMNI harus Menolak Soeharto Menjadi Pahlawan Nasional?
Membangun Kembali Oposisi Marhaen di Era Post-Politics
Nyanyian dan Sumpah Tanpa Jiwa
Keterhilangan Eksistensial: Dari Krisis Kesadaran hingga Kolonisasi Atensi
GMNI Berduka, H Soenardi Ex Presidium GMNI 1976 – 1979 Telah Berpulang Disisi Tuhan Yang Maha Esa

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Marhaenis

Lukisan Pakde Karwo Menolak Terbakar: Isyarat Zaman dari Api Grahadi, Ramalan Jayabaya yang Hidup

La Ode Mustawwadhaar
La Ode Mustawwadhaar Diterbitkan : Minggu, 7 September 2025 | 19:34 WIB
Bagikan
Waktu Baca 4 Menit
Foto Pade Karwo dalam bingkai yang tidak terbakar/MARHAENIST.
Bagikan
iRadio

Marhaenist.id – Malam itu api beringas, melalap Gedung Grahadi hingga menjilat atap dan meruntuhkan dinding. Asap hitam menutup langit Surabaya, sirene meraung-raung, dan orang-orang berdesakan di luar pagar bersejarah itu. Namun dari balik kepulan bara, sebuah pemandangan membuat bulu kuduk berdiri: lukisan Pakde Karwo, mantan Gubernur Jawa Timur, tegak berdiri tanpa sedikitpun tersentuh api.

Seorang relawan pemadam, yang tidak mau disebut namanya, mengaku melihat kilatan cahaya sebelum menemukan lukisan itu utuh.

“Saya masuk ruangan penuh asap, hampir semua hancur. Tapi ketika senter saya menyapu ke arah lukisan itu, seperti ada sinar kuning sebentar. Saya langsung merinding. Bagaimana mungkin kain kanvas tidak terbakar, padahal lemari besi saja meleleh?”

Fenomena ini mengundang tafsir para sesepuh dan penjaga tradisi dari penjuru Nusantara.

Ki Jatmiko (Juru Kunci Gunung Kelud, Jawa Timur)

“Lukisan itu tidak terbakar karena ada kekuatan gaib yang menolak. Dalam ilmu titen Jawa, api hanya melahap yang kotor. Jika sesuatu selamat, berarti ia membawa energi kesucian. Bisa jadi, ini tanda roh kepemimpinan beliau masih dibutuhkan Jawa Timur.”

Mbah Rono (Sesepuh Merapi, DIY)

“Ini bukan hal baru. Di Merapi, pusaka juga sering ditemukan utuh meski lumbung habis terbakar. Lukisan itu bisa dianggap ‘pembawa pesan’. Mungkin Jawa sedang memasuki masa gejolak, dan leluhur memberi tanda lewat benda yang selamat dari api.”

Haji Daeng Lawa (Tokoh adat Bugis, Sulawesi Selatan)

“Di tradisi Bugis ada kisah benda suci yang kebal api. Itu pertanda leluhur hadir menjaga tatanan. Kalau terjadi di Jawa pada lukisan seorang pemimpin, maka itu sinyal bahwa rakyat jangan melupakan kepemimpinan yang jujur.”

Baca Juga:   Ahmad Yandi Khadafi: Hakim Tak Boleh Jadi Alat Kekuasaan: Wujudkan Asas Keadilan, Bebaskan Hasto!

Ida Bagus Made (Pemangku Pura di Karangasem, Bali)

“Api adalah penyuci. Kalau lukisan itu tidak dimakan api, artinya ia sudah dianggap suci oleh semesta. Ini pertanda agar masyarakat kembali ke nilai ketulusan dan dharma.”

Dalam tradisi Sunda, ada pula kisah serupa. Prabu Siliwangi, raja agung Pajajaran, dipercaya “ngahiang” (menghilang) dengan tubuh yang tak tersentuh api atau tanah, melainkan kembali ke alam gaib.

Abah Dadan (Tokoh Budaya Sunda, Cigugur, Kuningan)

“Lukisan Pakde Karwo yang selamat dari api bisa disamakan dengan pitutur Prabu Siliwangi. Leluhur Sunda bilang: yang benar-benar ikhlas membangun rakyat akan dilindungi jagat. Api tidak bisa menghapus ketulusan.”

Tradisi Banten juga mengenal karomah ulama besar seperti Sultan Maulana Hasanuddin atau Syekh Nawawi al-Bantani.

Bu Nyai Rukayah (Sesepuh Banten, ahli ilmu hikmah)

“Dulu ada kisah para wali, mukena atau kitab mereka tidak bisa terbakar meski rumah hangus. Itu karomah. Jika lukisan seorang pemimpin utuh dari api, bisa jadi itu tanda semesta masih menaruh hormat pada sosoknya. Jangan dianggap main-main.”

Di tanah Minang, api juga punya makna khusus: pembersih dan penguji. Ada pepatah adat: “Nan sabana murni, indak kaabu dek api” (yang benar-benar murni, tak akan jadi abu karena api).

Datuk Rajo Basa (Tokoh adat Minangkabau, Padang Panjang)

“Kalau di Minang, benda atau orang yang lolos dari api dianggap ‘punyo tuah’. Lukisan itu mungkin punya tuah kepemimpinan. Bisa jadi ini isyarat bagi orang banyak: jangan lupakan pemimpin yang membangun dengan hati.”

Dalam Serat Jayabaya, tertulis bahwa pada masa gonjang-ganjing, akan ada tanda dari api: sesuatu yang tak terbakar, menjadi isyarat bahwa “roh penjaga tanah Jawa masih berjaga.” Kini, tafsir itu kian ramai dibicarakan, bahkan disandingkan dengan pitutur Sunda dan Minang.

Baca Juga:   Wacana Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, GSNI Surabaya Khawatir Bentuk Pengkhianatan Integritas Bangsa

Legenda Baru dari Abu Grahadi, apakah ini hanya fenomena fisika atau sebuah wahyu zaman? Yang jelas, di antara abu Grahadi, lahir sebuah legenda baru: lukisan seorang pemimpin rakyat yang menolak dimakan api. Dari Jawa hingga Sunda, Banten hingga Minang, tafsirnya sama: ada pesan leluhur yang sedang berbicara.***


Tulisan ini banyak tersebar di grup-grup WA GMNI.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Melawan Lupa: Mengapa Rakyat Indonesia, Pengagum Bung Karno, hingga GMNI harus Menolak Soeharto Menjadi Pahlawan Nasional?
Selasa, 28 Oktober 2025 | 13:27 WIB
Foto: Dhiva Trenadi Pramudia, Institut Marhaenisme 27/MARHAENIST.
Membangun Kembali Oposisi Marhaen di Era Post-Politics
Senin, 27 Oktober 2025 | 14:57 WIB
Nyanyian dan Sumpah Tanpa Jiwa
Senin, 27 Oktober 2025 | 14:45 WIB
Keterhilangan Eksistensial: Dari Krisis Kesadaran hingga Kolonisasi Atensi
Minggu, 26 Oktober 2025 | 23:06 WIB
GMNI Berduka, H Soenardi Ex Presidium GMNI 1976 – 1979 Telah Berpulang Disisi Tuhan Yang Maha Esa
Minggu, 26 Oktober 2025 | 14:25 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Jadi Pembicara Diskusi yang Digelar PA GMNI Jakarta Raya, Soni Sumarsono: Kota Global Harus Punya Ideologi Keadilan Sosial
Kabar PA GMNI
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Kabar GMNIOpini

Kembalikan Kedaulatan Aggraria di Desa Pamboborang

Marhsenist.id - Kedaulatan agraria adalah suatu kondisi di mana suatu negara, khususnya…

Historical

Kudeta Merangkak Soeharto, Upaya Jahat Terhadap Sang Proklamator

Marhaenist.id - Bisa jadi apa yang dialami Soeharto sepanjang Mei 1998 adalah…

Indonesiana

Bahagianya Pengungsi Banjir Demak Bisa Bukber Bareng Ganjar

Marhaenist.id, Demak - Banjir bandang yang melanda warga Demak dan sekitarnya menjadi…

Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani. FILE/IST. Photo
Polithinking

PDIP Disebut Akan Sulit Dapatkan Koalisi Jika Usung Puan Maharani

Marhaenist - Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya mengatakan PDI Perjuangan…

Kabar GMNI

Dana Bawaslu tak Terbayar, GMNI Sulbar Nilai Pj Bupati Mamasa dan Pj Gubernur Sulbar tak Serius Laksanakan Perintah Mendagri

Marhaenist.id, Mamasa - Polemik Dana Pilkada Bawaslu Mamasa tidak terbayarkan, Gerakan Mahasiswa…

Polithinking

Sambut Ganjar, Warga dan Tokoh Adat Sematkan Selendang Beserta Topi Khas Manggarai

Marhaenist.id, Ruteng - Ganjar Pranowo melanjutkan safari politiknya di Ruteng, Kabupaten Manggarai,…

Kabar GMNI

Sambut HUT Ke-16, GMNI Gelar Aksi Evaluasi Kinerja Pemkot Tangsel

Marhaenist.id, Tangsel - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Manifesto

Che Guevara: Kader Tulang Punggung Revolusi

Marhaenist - Tak perlu lagi untuk meragukan watak khas  revolusi kita,tentang hal-ikhwalnya,…

Ilustrasi ojek online Gojek. SHUTTERSTOCK/Sukarman
Opini

Marhaen dan Gig Economy

MARHAENIST - Konsep “Marhaen” yang dicetuskan oleh Bung Karno seringkali mengalami penyempitan…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?