Marhaenist.id, Jogjakarta – Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo punya cara jitu untuk mendengar keluhan dan aspirasi masyarakat khususnya kalangan muda. Selain sering nongkrong bareng anak muda di setiap daerah, kini Ganjar memiliki satu program yang disebut ‘Gelar Tikar Ganjar’.
Berbeda dengan kebiasaan Ganjar nongkrong dengan anak muda, konsep ‘Gelar Tikar Ganjar’ dibuat lebih serius dan tematik pada beberapa isu. Seperti gelaran perdana di Gedung Sidomukti Jogjakarta, Minggu (28/1/2024) malam, acara ‘Gelar Tikar Ganjar’ dihadiri sejumlah pakar, pengamat dan ratusan mahasiswa.
Dalam kesempatan itu, sejumlah pakar dan aktivis dihadirkan sebagai panelis yang menguji program kerja Ganjar dalam memimpin negeri ini. Selain tentu saja, ratusan mahasiswa dan anak muda yang bisa menyampaikan semua keluh kesahnya.
Kalis Mardiasih misalnya, aktivis perempuan asal Blora ini begitu semangat berdiskusi dengan Ganjar terkait isu perempuan dan anak. Ia sepakat dengan Ganjar bahwa isu pendidikan adalah kunci menyelesaikan kemiskinan.
“Saya sepakat dengan pak Ganjar yang konsen pada pendidikan. Karena terbukti, bahwa pendidikan bisa menyelesaikan persoalan kemiskinan. Saya mengapresiasi program satu keluarga miskin satu sarjana yang bapak canangkan,” ucap Kalis.
Namun masih banyak hal di sektor pendidikan yang harus diselesaikan, khususnya menyangkut perempuan. Ia mengatakan, pendidikan di Indonesia masih abai pada persoalan perempuan. Banyak sekolah yang tidak memiliki akses khusus untuk perempuan, misalnya toilet dan sebagainya.
“Satu dari dua toilet di sekolah Indonesia itu belum dipisah antara laki-laki dan perempuan. Dan ada hampir 300.000 sekolah di Indonesia belum punya akses air bersih dan sanitasi higienis. Padahal perempuan itu harus berhadapan dengan kodratnya yakni menstruasi,” ucap Kalis.
Menurut data lanjut dia, menstruasi menjadi penyumbang angka putus sekolah tertinggi kedua setelah kemiskinan. Hal itu dikarenakan tidak tersedianya fasilitas yang baik di sekolah.
Kalis juga menyoroti banyaknya siswa perempuan yang dikeluarkan dari sekolah akibat hamil di luar nikah. Padahal sebenarnya, mereka adalah korban kekerasan seksual, dan harus menghapus masa depan karena dikeluarkan.
“Belum lagi banyak kasus kekerasan seksual yang dialami perempuan di mana pelakunya adalah guru dan tenaga pendidikan. Jadi kalau bapak ingin memperbaiki pendidikan, tolong hal semacam ini diperhatikan,” ucapnya.
Mendengar itu, Ganjar tersenyum dan bertepuk tangan. Ia langsung melamar Kalis menjadi tim suksesnya yang dapat berjuang bersama menyuarakan isu perempuan.
“Mbak Kalis ini luar biasa, tegas, cerdas dan pakai data. Saya lamar mbak Kalis jadi timses saya,” ucap Ganjar disambut tepuk tangan meriah para peserta.
Ganjar membenarkan bahwa isu perempuan dan anak masih menjadi problem serius yang harus segera diperbaiki. Ia membenarkan banyak kasus yang dialami perempuan dan anak yang belum terselesaikan dengan baik.
“Apa yang diceritakan Mbak Kalis terjadi di banyak tempat. Dan kenapa saya lamar beliau, agar apa yang beliau perjuangkan tentang kesetaraan gender itu betul-betul bisa diwujudkan,” pungkasnya.
Suasana gayeng tersaji dalam acara ‘Gelar Tikar Ganjar’ itu. Ratusan anak muda begitu antusias ngobrol dengan Ganjar dan membahas sejumlah isu. Mulai pendidikan, pinjaman online, lapangan pekerjaan, gaji guru honorer dan sejumlah isu penting lainnya.***