Marhaenist.id, Kendari – Rimon Fatrah Negara atau yang akrab dipanggil Rifat, seorang aktifis yang juga merupakan Kader GMNI asal Kendari mendapatkan bogem mentah yang diduga dilakukan oleh Aparat Pengamanan Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin saat bekunjung di Kendari didepan Hotel Claro.
Dari pantauan Marhaenist.id, peristiwa itu bermula saat Rifat dan sembilan teman lainya sedang duduk diseberang jalan tanggul jalan bypass di depan Hotel Claro sambil menunggu kedatangan Wapres untuk menyampaikan aspirasinya.
Tetapi entah mengapa, tiba-tiba ia dihampiri oleh beberapa orang yang diduga aparat, lalu ditarik disebuah Warung Makan Tenda Sari Laut dan dipukuli. Setelah itu, ia ditangkap lalu dimasukan kedalam mobil dan dibawah pergi oleh para pemukul.
Akibat dari bogem yang diduga dilakukan oleh Aparat Pengamanan Wakil Presiden itu, Rifat dan satu korban lainnya mengalami benjol dan memar dibagian wajah serta terpadat pula luka dibagian jidat Rifat yang mengeluarkan darah saat pemukulan itu.
Seseorang yang tak mau disebutkan namanya, yang juga berprofesi sebagai aktifis mahasisawa mengatakan bahwa ia mengenal Rifat sebagai orang yang tidak terlalu arogan dalam setiap aksi unjuk rasa dan itu ia nampakan saat menunggu Wapres dengan duduk santai tanpa melakukan apa-apa didepan Hotel Claro termasuk dengan teriak orasi.
“Saya mengenal Rifat, ia tidak akan melakukan tindakan diluar batas, apalagi dengan jumlah hanya 10 orang. Mestinya yang dilakukan adalah pendekatan dengan memediasi Rifat cs untuk menyampaikan keluh-kesahnya, bukan dengan kekerasan tanpa adanya tindakan yang membahayakan yang dilakukan Rifat. Apalagi saat ini harga beras melambung tinggi sementara pemimpinnya hanya asyik melakukan perjalanan tanpa mengambil tindakan untuk menurunkannya,” ujarnya kepada Marhaenist.id, Rabu (22/3/2023).
Sementara itu, Ali Sabarno yang juga kerabat korban, mengaku sangat keewa dengan tindakan yang diduga dilakukan oleh aparat pengaman tersebut tanpa melakukan mediasi agar tidak menimbulkan keributan.
“Kami sangat kecewa, teman kami ditangkap, bahkan tadi dia dipukul, lalu diamankan dalam mobil. Kita tidak tahu di dalam mobil dia diapakan lagi,” ujarnya kepada awak media di Kendari saat menggelar aksi di Perempatan Kampus Baru Universitas Halu Oleo karena aksi kekerasan terhadap Rifat cs, Rabu (20/3/2024).
Ali Sabarno juga mengaku tak tahu menahu apa yang menjadi penyebab kawannya itu dipukuli hingga benjol dan memar lalu ditangkap.
“Kita juga tidak tahu apa penyebabnya teman kami ditangkap dan dipukuli hingga dua saudara kami mengalami luka parah, padahal kami tidak menghalangi aktivitas rombongan Bapak Wakil Presiden. Hanya sekadar menyampaikan aspirasi, tiba-tiba kami dibubarkan paksa dan teman kami ditangkap,” ujarnya.
Sebelumnya Rifat mengkonfirmasi bahwa dirinya akan menyampaikan aspirasinya kepada Wapres di Hotel Claro tempat Wapres itu menginap dengan cara bertemu langsung. Dari itu, ia bersama temannya yang lain menunggu Wapres didepan hotel tempat Wapres itu akan menginap.
Dari kesimpulan yang didapatkan oleh Marhaenist.id dilapangan, muncul dugaan apa yang dilakukan Rifat cs dianggap hal yang mengganggu atau hambatan jalannya kunjungan kerja Wapres di Kendari, sehingga apapaun yang menjadi penghambat harus disingkirkan tanpa melihat apakah yang dilakukannya sangat membahayakan atau tidak.***
Penulis: Bung Wadhar/ Editor: Bung Wadhar.